Banyak cara yang bisa dilakukan untuk berbagi dengan sesama. Bagi Anda yang memiliki kelebihan harta, bisa menggunakan hartanya untuk membantu dan menolong orang yang kekurangan secara materi di sekitar Anda. Kalau Anda memiliki kompetensi ilmu yang memadai dan diakui keilmuannya, bisa memanfaatkan ilmunya tersebut untuk kemaslahatan bagi sesama yang membutuhkan. Atau bisa saja Anda saat ini dianugerahi amanah untuk memegang jabatan di suatu instansi pemerintahan atau pun di sebuah perusahaan, maka dengan jabatan serta kewenangan yang Anda miliki tersebut Anda juga bisa berbagi dan berbuat sesuatu yang bermanfaat buat sesama.
Namun harus tetap dalam koridor positif dan tidak melanggar kewenangan serta kepercayaan yang diamanatkan kepada Anda. Jadi intinya kegiatan untuk berbagi dengan sesama itu bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan serta kesempatan yang Anda miliki. Tidak terbatas hanya dengan berbagi materi, atau dengan kata lain yang terpenting adalah kemauan untuk melakukannya. Kalau Anda sudah memiliki kemauan maka berbagai kesempatan akan datang dengan sendirinya.
Bagi saya pribadi, salah satu kegiatan yang saya pilih dan gunakan untuk berbagi adalah dengan menggunakan media tulisan. Tetapi dulunya saya tidak pernah membayangkan kalau saya akan menekuni bidang kepenulisan ini untuk berbagi dengan sesama, entah itu melalui berbagai artikel di blog, media massa atau pun dengan cara menerbitkan buku.
Kenapa saya bilang begitu?
Karena ketika sekolah dulu saya merupakan anak yang pemalu dan tidak percaya diri. Ditambah lagi kalau pelajaran Bahasa Indonesia khususnya mengarang adalah salah satu pelajaran yang tidak saya sukai. Kalau pun terpaksa menulis dan membuat karangan, sudah bisa dipastikan bahwa kata pertamanya adalah “suatu hari”.
Namun semua itu perlahan mulai berubah ketika saya berkenalan dan bergabung dengan berbagai komunitas kepenulisan yang ada baik secara "offline" atau pun komunitas "online". Serta banyak bergaul dengan orang-orang yang memang bergelut di bidang tulis menulis ini. Sampai akhirnya saya berhasil menulis dan menerbitkan buku perdana yang berjudul “We Are Masterpiece : 7 Langkah Mengoptimalkan Potensi Diri”, lalu disusul dengan sebuah buku antalogi dengan judul "AYAH : Ayahku, Guruku, Guru Kami" yang saya tulis bersama dengan teman-teman yang ada di Komunitas Easy Writing.
Setelah memiliki buku dan mengetahui berbagai manfaat dari kegiatan menulis membuat saya menyesal menjadi penulis …!!!
Kok malah menyesal menjadi penulis …???
Saya menyesal kenapa baru sekarang saya serius menulis, kenapa saya terlambat menyadari begitu besar manfaat menulis dan kenapa baru sekarang saya menerbitkan buku? Dan masih banyak lagi penyesalan-penyesalan lainnya.
Apa saja sih manfaat dan untungnya menjadi penulis itu?
Pertama, kata-kata yang sama akan menjadi lebih bermakna apabila diucapkan oleh seorang penulis dibandingkan kalau kata -kata tersebut diucapkan oleh orang biasa. Gak percaya? Dulu ketika saya mencoba untuk berbicara dengan sedikit bijak seperti, “Hakikat perahu adalah berlayar menembus rintangan dan gelombang, sedangkan hakikat diri adalah berkarya menemukan kebahagiaan dan menggapai keberhasilan.”