“Satu lagi Pak, kalau semua barang tersebut sudah dibersihkan dan kita bawa, maka untuk peti kemasnya sendiri saya sudah menemukan pembeli sekiranya bapak mengizinkan untuk dijual. Pembeli itu sanggup membayar seharga 15 juta. Itu beberapa hal yang dapat saya laporkan kepada bapak dan untuk rincian detainya ada di dalam laporan yang sudah saya ketik lengkapnya dengan photo barang-barang tersebut. Apakah ada hal lain Pak?” tanya Anton sambil menyerahkan laporan yang sudah diketik rapi. Pak Alex mempersilahkan Anton meninggalkan ruangannya. Lalu sambil membawa laporan yang diberikan Anton tadi dia berjalan ke samping tempat Pak Ilham berada.
Lalu Pak Alex bertanya kepada sahabatnya, “Pak Ilham, apakah Anda sudah melihat apa yang terjadi? Saya harap Anda mengerti kenapa saya tidak bisa memberikan gaji serta jabatan yang sama buat kedua putra Anda. Akan sangat tidak adil apabila kedua putra Anda saya berikan perlakuan yang sama.”
“Iya, saya sekarang mengerti dan setujuh sepenuhnya dengan keputusan Anda dalam meberikan perlakuan kepada putra-putra saya. Saya berterimakasih kepada Anda sebagai atasan yang adil, dan kedua putra saya pantas untuk menerima perlakuan serta fasilitas yang berbeda.” ucap Pak Ilham sambil menjabat tangan Pak Alex dan pamit meninggalkan kantor tersebut.
Pertanyaannya sekarang adalah, seperti siapakah Anda dalam bekerja? Seperti Tony atau seperti Anton? Dan kalau Anda adalah seorang pimpinan di tempat kerja, tipe karyawan seperti siapa yang Anda inginkan? Seperti Tony atau seperti Anton?
Menarik untuk mencermati dan mengambil pelajaran dari cerita di atas. Dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan pekerjaan sedikit banyaknya pasti kita pernah menjumpai kondisi dan situasi seperti cerita tersebut.
Apakah kita termasuk dalam kelompok pekerja seperti Tony yang hanya sekedar menjadi operator saja, menjalan setiap instruksi sebagaimana adanya tanpa ada pikiran untuk memberikan nilai tambah terhadap pekerjaan yang kita lakukan tersebut. Kerja ya kerja, selesaikan tugas ala kadarnya tanpa ada rasa memiliki serta kebanggaan terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Atau Anda termasuk pribadi seperti Anton, yang memiliki inisiatif serta punya rasa bangga terhadap pekerjaan yang dilakukannya sehingga punya keinginan untuk memberikan nilai tambah. Dengan kata lain menjadi pribadi yang inovatif dan memiliki pandangan yang jelas tentang pekerjaan yang dilakukannya.
Jika Anda saat ini adalah seorang staf, manajer, kepala divisi atau apa pun jabatan serta profesi yang Anda miliki, coba merenung dan bertanya pada diri Anda sendiri. Apakah Anda mengetahui dengan jelas apa makna dibalik semua pekerjaan yang Anda lakukan?
Berapa banyak orang bekerja sehari-harinya kita lihat hanya untuk sekedar menunaikan kewajiban tanpa ada makna berarti dari aktivitas yang mereka lakukan tersebut. Bekerja hanya sebatas menjalankan “job description” dan menunggu perputaran waktu untuk mendapatkan gaji.
Salah satu contoh kecil saja mungkin kita pernah melihat atau malah mengalaminya sendiri, bagaimana mentalitas dan sikap dalam bekerja antara satu orang dengan yang lainnya berbeda. Ada yang enjoy dan menikmati setiap aktivitas dan rutinitas pekerjaan yang dijalankanya. Ada juga yang bermalas-malasan dalam bekerja, ada juga yang justru merasa tertekan dan menganggap bahwa pekerjaan yang dilakukannya bagaikan sebuah beban. Sehingga hal itu tercermin dari raut wajah dan ekspresi mukanya yang senantiasa cemberut.
Ada lagi yang setiap pekerjaan yang dilakukan harus diimingi dengan gelontoran komisi atau bonus, sehingga kalau semua itu tidak ada maka semangat kerja akan menurun. Yang lebih ironisnya lagi ada yang setiap hari datang ke kantor hanya untuk mengeluh dan menyalahkan berbagai kondisi serta keadaan yang terjadi. Kalau mentalitas semacam ini yang senantiasa kita pelihara maka jangan pernah berharap akan terjadi perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.