Mohon tunggu...
Denni Kurniawan
Denni Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berbagi tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

16 Februari 2024   16:49 Diperbarui: 16 Februari 2024   16:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum menguraikan materi tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran, ada baiknya kita renungkan kalimat bijak berikut ini 

Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik (Bob Talbert) 

Menurut UU No. 20 Tahun 2003:

  • Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
  • Tujuannya agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya:
    • Memiliki kekuatan spiritual keagamaan.
    • Pengendalian diri.
    • Kepribadian.
    • Kecerdasan.
    • Akhlak mulia.
    • Keterampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Ki Hajar Dewantara:

  • Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak.
  • Tujuannya agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Peran Pendidik:

  • Memberikan kontribusi bagi peserta didik.
  • Setiap pengambilan keputusan harus berpihak kepada murid yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan.
  • Menanamkan karakter dengan menjunjung nilai-nilai kebajikan universal dan memperhatikan kebutuhan setiap peserta didik.

Kesimpulan:

  • Pendidikan adalah proses yang penting untuk mengembangkan potensi diri dan mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
  • Pendidik memiliki peran penting dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik.
  • Nilai-nilai kebajikan dan kebutuhan setiap peserta didik harus menjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusan.

"Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia berperilaku etis" (George Wihelm Freidrich Hegel)

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara terhadap Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam pratap Triloka menekankan seoarang pemimpin yang dapat menempatkan diri dalam berbagai situasi. Pemimpin harus bisa memberi contoh, menumbuhkan semangat/motivasi, serta memberi dorongan kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks pendidikan, pemimpin pembelajaran harus menuntun kodrat anak dan membentuk generasi cerdas. Landasan utama dalam mencapai tujuan ini adalah dengan mengambil keputusan yang berpihak pada murid, mentransfer nlai-nilai kebajikan, serta menunjukkan keteladanan dalam setiap tindakan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Nilai-nilai ini penting untuk menuntun anak dalam membentuk generasi yang berkarakter. Dalam situasi dilema etika, guru harus mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan seperti cinta, kasih sayang, kebenaran, keadilan, dan tanggung jawab. Pengambilan keputusan yang tepat, dengan mempertimbangkan nilai-nilai tersebut akan meminimalisir resiko dan mengutamakan kepentingan murid.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. 

Guru sebagai pendidik perlu memiliki ketrampilan coaching dalam membantu mengambil keputusan. Teknik coaching yang diberikan pendamping atau fasilitator sangat efektif dalam membentuk pemahaman guru dalam pengujian pengambilan keputusan. Teknik Coaching yang setara dan tidak menggurui akan membantu coach mengidentifikasi permasalahan dan memberikan solusi yang tepat. Coaching juga dapat meningkatkan kompetensi dan kreativitas peserta didik serta membantu guru mengatasi permasalahan siswa. Pendekatan coaching model TIRTA selaras dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada anak. Keterampilan coaching membantu guru memprediksi hasil dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan terbaik.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat penitng dalam pengambilan keputusan terutama dalam situasi dilema etika. Guru yang sadar diri, sadar sosial, mampu mengelola diri, dan memiliki ketrampilan berhubungan sosial yang baik sehingga mampu membuat keputusan yang rasional, bertanggungjawab, adil, dan tepat. 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masala moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus masalah moral atau etika melatih empati dan simpati pendidik untuk mengidentifikasi dilema etika ataukah bujukan moral. Hal ini dapat mengakomodir dalam pengambilan keputusan yang sesuai kebutuhan murid, menciptakan keselamatan dan kebahagiaan semua orang berdasarkan nilai kebajikan dan kebenaran

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat tentu berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Sebagai upaya pengambilan keputusan yang tepat, yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut, yaitu:

  • Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang sesuai dari suatu kasus
  • Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
  • Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika
  • Bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

  • Mengambil keputusan berdasarkan masalah pribadi sebagai pendidik
  • Jika berhadapan dengan kelompok besar seperti komunitas atau masyarakat
  • Kekhawatiran jika keputusan yang kita ambil berdampak kurang baik terhadap pihak lain

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Guru dalam proses pembelajaran haruslah menjadi penuntun bagi murid. Guru memberikan ruang bagi murid untuk merdeka berpendapat dan mengekspresikan ilmu baru. Hal ini membantu murid belajar mengambil keputusan sesuai pilihannya tanpa paksaan. Guru tidak mendikte murid, tetapi membantu mereka menemukan jalan sendiri.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebuah keputusan akan berdampak baik secara jangka pendek maupun jangka panjang bagi murid dan akan terekam dalam memori mereka kemudian menjadi role model para murid dalam berpikir serta berpijak. Keputsan yang diambil guru sebagai pemimpin pembelajaran akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi serta akan menjdai rujukan bagi seluruh warga sekolah terutama bagi murid.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? 

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki ketrampilan pengambilan keputusan yang teapt untuk menuntun murid sesuai kodrat dan zamannya. Guru harus memiliki sikap mindfulness, dapat mengedepankan regulasi kelas, dan berlandaskan profil pelajar pancasila. Dilema etika dapat diselesaikan dengan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian. Pembelajaran diferensiasi dan sosial emosional mendukung terciptanya pembelajaran menyenangkan. Setiap keputusan harus bertanggung jawab, berlandaskan nilai kebajikan universal, dan berpihak pada murid.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dalam mengambil keputusan, terdapat 4 paradigma yang perlu dipertimbangkan: individu vs kelompok, kebenaran vs kesetiaan, keadilan vs kasihan, dan jangka pendek vs jangka panjang. 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis akhir, aturan, dan rasa peduli. 9 tahapannya meliputi: mengenali nilai yang bertentangan, menentukan pihak yang terlibat, mengumpulkan fakta, melakukan pengujian benar/salah dan paradigma, memilih prinsip, investigasi opsi, membuat keputusan, dan meninjau kembali. 

Mempelajari materi ini membantu memahami langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi dilema etika sebagai pemimpin pembelajaran.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? 

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema etika. Namun tidak mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya dari dua hal yang pertama sesuai dengan regulasi dan tidak merugikan orang lain. Biasanya saya mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan masukan dari beberapa pihak. mengenali masalah, kemudian mencari solusi terbaik dimana mengutamakan kepentingan bersama dengan berdasarkan nilai kebajikan yang ada.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? 

Modul ini mengubah pola pikir saya tentang pengambilan keputusan. Dulu saya hanya berdasar regulasi, tapi sekarang saya memahami 4 paradigma dilema etika dan konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Hal ini membuat saya lebih yakin dalam mengambil keputusan yang berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai moral dan kebajikan. Saya akan mengimplementasikannya dalam setiap pengambilan keputusan, baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Modul 3.1 membantu guru sebagai pemimpin pembelajaran dan warga sekolah dalam mengambil keputusan untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Guru perlu memiliki keterampilan pengambilan keputusan yang bernilai kebajikan dan mampu menerapkan 9 langkah pengujian, 4 paradigma, 3 prinsip penyelesaian dilema etika yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan. Modul ini membantu meningkatkan kemampuan guru dalam mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun