Mohon tunggu...
Film Pilihan

Review Film Dokumenter "Fentanyl: The Drug Deadlier than Heroin" Karya Vice

5 November 2018   20:53 Diperbarui: 5 November 2018   20:57 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Tetapi diceritakan bahwa Ryan tidak dapat mengalahkan dirinya dan membuatnya berhenti mengonsumsi Fentanyl. Menurutnya ia sudah mengikuti beberapa terapi dengan metode duduk dalam satu ruangan dan membayangkna banyak hal yang mebuatnya berhenti, tetapi menurutnya semua itu tidak efektif dan tidak dapat membuatnya berhenti.

Titik balik dari Ryan adalah ketika mendengar sahabat baiknya Cole yang meninggal dan diketahui setelah diotopsi oleh dokter yang membunuhnya adalah zat Fentanyl yang bersarang ditubuhnya. 

Kematian Cole menjadi kematian ke-12 temannya Ryan, ini membuat ia semakin takut sekaligus sedih karena ia semakin sadar bahwa ia tidak merasa kuat apabila harus kehilangan satu-persastu sahabatnya. Ditambah lagi  bayang-bayang kematian yang kini semakin mengintimidasinya.

Tetapi Dr. Hakique Virani menemui Ryan dengan menyebrang provinsi dari Edmonton ke Calgary, Kanada. Ryan menerima tawaran Dr. Virani untuk membuat janji dengan salahsatu koleganya untuk berkonsultasi. Film dokumenter diakhiri dengan pemaparan fakta mengenai angka kematian di Alberta, Kanada pada tahun 2012 sebanyak 29 dan naik menjadi 274 pada tahun 2015.

Dalam segi pengambilan gambar yasudah tidak berlu diragukan lagi, karena bersifat film dokumenter dengan durasi 52 menit bukanlah waktu yang sebentar untuk membuat kita betah berlama-lama menononton karena angle kamera yang sangat variative, antar shoot tidak ada yang sama anglenya semua memiliki angle yang berbeda-beda. Sehingga membuat kita yang menonton tidak bosan. Transisi setiap scene juga tidak ada yang jumping semua transisi halus sekalipun adanya perbedaan cuaca dari siang ke malam, ada transisi yang membuatnya tidak terasa jumping. 

Mungkin yang menjadi masukan juga tidak semua narasumber ditulis Namanya, sehingga kita yang menonton kebingungan, siapa yang sedang berbicara, padahal kalau diperhatikan mereka-mereka yang tidak ditulis Namanya ini memiliki peran yang cukup penting juga.

Seperti beberapa pecandu yang sembuh mereka memeberikan testimoni dan beberapa saran bagaimana mereka berhenti, dan salah satu kolega dari Dr. Virani diakhir film yang kita tidak ketahui namanaya. Selain itu  film dokumenter ini sudah sangat bagus dalam sisi story karena begitu menyentuh dan menggugah emosi penonton serta pengemasannya dalam bentuk film dokumter juga yang bagus. Hanya saja masih minus dalam kekurangna diatas yang apabila diperbaiki bisa menjadi lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun