Saya yakin sudah banyak yg dilakukan temen-temen di B2w, baik itu berupa studi kelayakan, pengajuan bahkan simulasi pada setiap CFD, tetapi mungkin seperti yg telah saya sebutkan di atas BikeLane masih
tertindih prioritas yang lebih penting dan polpuler.
Akhirnya seperti kasus Telur dan Ayam, siapa yg lebih dulu diciptakan?
Pengatur kebijakan belum melihat bahwa pengguna sepeda, terutama, di jalan2 protokol belum terlihat, atau mungkin terlalu putus asa mencari solusi atas semua kesemrawutan dan kebijakan saarana transportasi.
Atau mungkin seperti saya baca di beberapa tulisan bahwa ada stigma bahwa pengguna sepeda identik dengan kelas bawah jadi tidak perlu di prioritaskan, sehingga kemudian muncullah kebijakan yg sesaat dan diskriminatif dg dibangunnya jalan-layang, underpass bukan kebijakan atau rencana yang jelas dan
terprogram dengan baik.
Mungkin itu juga yang membuat beberapa dari pengguna sepeda harus berjibaku dan berebut jalan yang semakin sempit sehingga terabaikan dan tidak terlindungi, sementara pengguna kendaraan bermotor begitu dilayani dan dimanjakan.
Akhirnya semua kembali kepada yang namanya "WILL" atau kemauan.
Bagi kita pengguna sepeda, ada atau tidak BikeLane bukan merupakan suatu penghalang untuk tetap bersepeda.
Bagi pembuat kebijakan sudah saatnya berpikir "out of the box" bahwa semua kesemrawutan saat ini adalah akibat dari kebijakan yang salah.
Intinya adalah semua jalan, baik itu jalan kampung, jalan protokol adalah ruang publik, jadi semua penggunanya harus dapat menggunakannya dengan nyaman dan tentunya aman dan terlindungi. Dan kita berharap pada akhirnya pengatur kebijakan mulai berusaha mengakomodasi semua penggunanya.
Jadi sebelum BikeLane terwujud, mari kita bikin sendiri BikeLane di benak kita sendiri, anggap saja jalan yang kita lalui setiap hari dengan bersepeda adalah BikeLane yang entah 1 , 2 atau 30 tahun lagi bisa terwujud.
let's PUT the FUN between your LEGS and Share The Road.
Salam Gowes
denmpoer