Mohon tunggu...
Den Mas Vic
Den Mas Vic Mohon Tunggu... Sales - Indah Karena Benar

Nostalgiaers

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stand Up Comedy dan Katarsis Sosial Generasi Kekinian

5 Januari 2023   09:07 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:15 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangkapan layar Instagram Dicky Diffie
Tangkapan layar Instagram Dicky Diffie

Stand Up Komedi dan Komunitas yang Makin Besar

Semakin moncernya profesi komika atau stand up comedy an membuat komunitas ini terus berkembang. Menguti dari wikipedia, jumlah anggota komunitas ini sudah lebih dari ratusan. Tidak jarang, tren acara korporasi saat ini selalu mendatangkan komika untuk menjadi line up acara mereka. Yang lebih mencengangkan, kabarnya komika ada yang mendapat bayaran hingga delapan puluh lima juta rupiah dalam 10 menit penampilannya. Siapa dia, tentu masih hanya tebak-tebakan.

Hingga saat ini sudah banyak komunitas-komunitas stand up comedy yang berdiri di seluruh penjuru Indonesia dari Sabang hingga Merauke, jumlahnya diperkirakan sudah mencapai ratusan lebih. Komunitas tersebut mulai dari tingkat kabupaten/ kota hingga masuk ke instansi-instansi seperti perusahaan, universitas, dan sekolah. Untuk memudahkan dalam pengawasan perkembangannya, Standupindo membagi komunitas-komunitas tersebut ke dalam enam regional utama. Wilayahnya terbagi menjadi :

  • Regional Sumatra
  • Regional Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten
  • Regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Regional Jawa Timur dan Bali
  • Regional Nusa Tenggara
  • Regional Kalimantan
  • Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Profesi komika dan tentunya perannya untuk menjadi katarsis bagi diri saya mengingatkan kembali peran profesi yang seharusnya memang membebaskan dan tidak perlu resmi-resmian. Profesi saat ini memang bisa dari hal apapun, dan komika menjawab itu semua manakala kebebasan berpikir dan berkata yang masih dalam koridor tanggung jawab dapat menjadi pegangan sebagai mata pencaharian hidup.

Pram berujar, "Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun