Sambil bersumpah serapah derai air mata sruputan kopi itu akan terasa nikmatnya dengan kendang koplo plus ritme singkup. Kopi-kopi dalam cangkir blirik itu akan semakin gayeng dengan lagu Kalung Emas, Cidro, Layang Kangen dan ratusan lagu Pakde Didi lainnya.
Hidup ini memang tidak akan pernah lancar-lancar saja, dan hidup ini tidak akan pernah baik-baik saja. Siapa pernah tahu, pandemi sekarang ini benar-benar membuat ambyar semua hal. Kepergian Pakde Didi Kempot benar-benar membuat musyawarah patah hati nasional harus merumuskan sebuah credo Lord Didi menjadi pepatah bersama yang dia katakan  saat dia memeluk Jatmiko yang berderai air mata.
"Nek Patah hati, ayo dijogedi wae....."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H