Mohon tunggu...
Laser Narindro
Laser Narindro Mohon Tunggu... Dosen - Tidak bisa menilai diri sendiri

Hanya menuliskan apa yang ada dipikiran dan mencoba menyambungkannya dengan data dan fakta yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wajah Dunia Pendidikan Pasca Era Reformasi dan Era Dunia Industri 4.0

17 September 2019   22:51 Diperbarui: 3 Oktober 2019   16:55 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Hal ini pun belum termasuk perumusan dalam kurikulum pendidikannya. Sebenarnya penetapan kurikulum 2013 itu sudah bagus secara konsep pendidikan akan tetapi tidak semua tenaga pengajar mampu melakukannya terutama pada saat mengisi form penilaian. Seperti contoh, untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Peserta Didik Kelas 3 SD, apakah lebih cenderung ke Character Building atau Analytic Thinking ? Menurut saya, seharusnya lebih proposional dalam penerapannya dari setiap jenjang pendidika. Belum lagi untuk kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana harus dimasukan kebutuhan Dunia Industri dan Usaha (DUDI) untuk pemenuhan kebutuhan keterampilan dan pengetahuan dalam DUDI, dalam materi ajarnya dan beberapa tenaga pengajarnya pun juga harus terdapat dari seorang praktisi DUDI. Sehingga korelasi antara materi ajar dan dunia kerja sesungguhnya dapat lebih relevan dengan DUDI.

Dengan kata lain, dengan terdapatnya penyelenggaraan pendidikan melalui peran pihak (Sekolah dan Perguruan Tinggi) swasta dalam mengangkat strata pendidik ke yang lebih tinggi memang masih diperlukan untuk saat ini akan tetapi dapat menimbulkan pertanyaan berupa, apakah ini masuk dalam kategori komersialisasi pendidikan atau bukan?

Apakah sebenarnya Pemerintah Pusat dan Daerah sudah mampu mengatasi problematika di Dunia Pendidikan terutama di pembiayaan pendidikan di kemudian hari ? 

Apakah peran Sekolah dan Peguruan Tinggi Swasta masih di perlukan atau tidak untuk ke depannya ? Lalu, kemanakah tujuan pendidikan kita seharusnya, apakah ingin kuantitas penerimaan mahasiswa baru agar dapat menempuh jalur pendidikan yang lebih tinggi atau kualitas pendidikan melalui prestasi akademik dan output lulusannya dapat memenuhi tantangan pada era Industri 4.0 dengan sumber pembiayaan yang ada pada saat ini ? 

Allahulam Bishawab, masih perlu dibuktikan kembali dibeberapa tahun ke depan. Ini merupakan tantangan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta stakeholder terkait pendidikan untuk segera menuntaskannya. Sekali lagi, tulisan ini hanya sekedar untuk sharing informasi dan pengetahuan saja, semisal ada masukan atau menambahkan dan meluruskan, monggoh dapat di diskusikan pada kolom komentar. Semoga bermanfaat. Terima kasih, Suwun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun