Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Sebab Pembentukan Bilangan Prima

19 Juni 2021   23:22 Diperbarui: 20 Juni 2021   09:43 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari diagram kita bisa melihat, Sang Pencipta (1) itu ada di tengah, menjadi faktor atau sebab bilangan lain (mahluk) itu ada. Tidak ada satu bilanganpun yang sebab terjadinya tanpa adanya satu. Maka semua yang terjadi di bumi dan alam semesta ini adalah karena penciptaan. Tidak ada satupun yang terjadi di bumi dan alam semesta ini tanpa izin Sang Pencipta. Tidak ada satupun sesuatu yang terjadi di bumi dan alam semesta ini, melainkan pasti diketahui oleh Sang Pencipta.

Dari diagram, jika kita lihat, lingkaran tengah ada angka 1, kemudian lingkaran dalam ada angka 2 sampai 10, yang berarti ada 9 angka. Lalu lingkaran luar ada angka 11 sampai 100, maka ada 90 angka. Jika kita buatkanlagi lingkaran lagi diluar maka akan ada angka 101 sampai 1.000, yang berarti ada 900 angka begitu seterusnya. Maka sangat benar jika manusia (9) itu dikatakan sebagai wakil dari Sang Pencipta (khalifahtullah), karena semua yang terjadi dalam alam semesta itu dikembalikan lagi kepada manusia (tanggung jawabnya kepada manusia).

"Mas Kus, kenapa diagram lingkarannya didesain seperti itu?"

"Waduh ciloko iki! Lapo kowe kok takon ngono kuwi barang? Wong kuwi sengojo tak gawe ben iso ngedrabus neng kowe kok, malah kok takoni. Bah bah lomoh iku karepku."

Selanjutnya dari diagram selain kita bisa tahu mengapa manusia dikatakan khalifah (wakil dari Tuhan) di Bumi. Kita juga bisa tahu bahwa alasan diciptakannya bumi langit dan seisinya karena manusia (9) (jika kita lihat diagram di atas, kemudian angka 2 dan seterusnya adalah mahluk termasuk jagat raya, maka setiap interval dari lingkaran itu 9,90,900,9.000, dst, adalah lambang dari manusia. Artikel saya mengenal angka 1 sampai 10), akan tetapi mungkin waktu itu bukan wujud manusia seperti sekarang ini tapi masih berwujud nur Muhammad. Dan menjadi tanggung jawab manusia untuk menggelola semua setelah tiba di bumi.

Kembali ke konsep Bilangan Prima, mengapa 2 menjadi satu-satunya bilangan genap sekaligus menjadi bilangan prima? Sedangkan bilangan prima yang lain sudah pasti bilangan ganjil. Dan tidak ada satupun bilangan ganjil yang faktor pembentukannya itu melibatkan angka 2. Karena 2 adalah sifat yang disematkan kepada mahluk (ciptaan) yaitu berpasang-pasangan. Hal ini menjadi pembeda antara mahluk dan Sang Pencipta. Maka semua mahluk itu pasti berpasang-pasangan, walaupun dalam proses terjadinya bilangan ganjil itu tidak melibatkan angka 2 tetapi ia (bilangan ganjil itu) terikat oleh sifat berpasang-pasangan. Atau setiap mahluk itu pasti terikat oleh ruang dan waktu. Ruang dan waktu adalah mahluk unik yang berpasangan dan mengikat mahluk lainnya. Dan 2 masuk dalam kategori bilangan prima, karena bilangan prima itu sangat unik sebab terjadinya itu langsung diciptakan oleh Tuhan itu sendiri. Maka 2 masuk kedalam bilangan prima yang mana bilangan prima itu adalah bilangan ganjil yang paling ganjil karena tidak bisa dibuat dari bilangan lain. Contoh 9 = 3 X 3. Maka layaklah 2 masuk dalam bilangan prima. Jika kita lihat bilangan prima sebagai mahluk, maka setiap mahluk itu pasti terikat oleh ruang dan waktu. Sudah menjadi ketetapan bahwa mahluk itu menempati ruang dan terikat oleh waktu, meskipun itu adalah mahluk yang diciptakan sekali saja (bilangan prima).

Baik mari kita bawa konsep bilangan prima ini ke dunia nyata. Dalam dunia nyata, sebuah mahluk itu terikat oleh ruang dan waktu. Termasuk dalam bilangan prima, yaitu mahluk yang unik yang hanya akan Allah ciptakan sekali saja dan dalam ruang waktu tertentu. Maka fenomena Covid-19 (Corona) ini bisa jadi ini adalah perwujudan dari mahluk bilangan prima. Bisa jadi corona ini adalah bentuk dari mahluk yang mempunyai sifat dari bilangan prima. Diciptakan sekali dalam ruang waktu tertentu dan akan berakhir dalam masa tertentu. Meskipun dalam perjalanan Corona ada teori bahwa Corona ini adalah virus yang sengaja diciptakan untuk membuat kegaduhan atau senjata biologis untuk mengerem ekonomi. Atau merusak laju ekonomi negara tertentu atau kelompok negara tertentu. Tapi jangan lupa bahwa, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini atas izin dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dan tidak ada satupun yang luput dari pengetahuan Allah.

Jika benar corona ini memiliki sifat bilangan prima, maka ia memiliki sifat membawa tanda perubahan. Karena sifat bilangan prima itu tidak bisa dirumuskan, maka yang terjadi setelahnya biasanya hitungannya berubah. Seperti apakah tren yang terjadi setelah Corona ini berakhir? Aku tidak tahu, karena tidak cukup pengetahuanku akan Corona ini adalah wujud dari bilangan prima yang kesekian. Belum lagi masa ini sudah pada masa / waktu yang seberapa hitungannya. Satu-satunya hal yang pasti adalah kita harus menyiapkan diri akan perubahan itu. Dan perubahan yang paling baik adalah berserah diri kepada sang pencipta. Baca lagi keterangan angka sepuluh. Dan mengenal Sang Pencipta itu adalah cara berserah diri yang paling baik. Dan semua artikel yang sebelumnya saya tulis saya maksudkan adalah untuk lebih mengenal Sang Pencipta.

Saya menduga bahwa Corona adalah layaknya bilangan prima, atau mahluk yang diciptakan dan diizikan keluar pada suatu waktu (bersama dengan kita saat ini), dan setiap mahluk itu pasti ada batas berakhirnya. Kemudian karena memiliki sifat bilangan prima, maka ia juga akan membawa tanda perubahan dalam perjalanannya. Oleh karena itu, sikap kita yang benar adalah menyiapkan diri untuk berubah mulai saat ini. Dan perubahan yang paling baik adalah kembali kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa ta'ala. Semua yang terjadi di dunia ini atas izin Allah, semua yang terjadi diketahui dengan detil oleh Allah, semuanya akan dikembalikan kepada Allah. Dan pilihan terbaik adalah berserah diri kembali kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Wasalam Raden Kuswanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun