Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Nol (0), Satu (1), dan Takhingga

13 Maret 2021   21:33 Diperbarui: 13 Maret 2021   23:35 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20 = 2 X 10

20 = 4 X 5

Maka nanti jawaban dari permasalahan 20, tidak jauh dari faktor penyebabnya yaitu, 1,2,4,5,10 dan 20. Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan masalahnya. Caranya adalah dengan memindahkan semua masalah ke sisi kiri atau mengurangkan jawaban atas masalah yang berlipat dengan masalah itu sendiri. Jadinya seperti ini

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Maka sisi kanan atau permasalahanya menjadi selesai, atau anggaplah seperti kematian. Dengan kematian maka ujian selesai. Atau anggaplah itu permasalahan kembali menjadi siklus lagi. Bisa membaca artikel saya yang berjudul "catatan kecil seputar permasalahan unbk 2020" untuk memahami tentang ujian hidup.

Langkah selanjutnya adalah dengan mengurai jawaban dari permasalahan tersebut. Maka kita pilih dari semua faktor penyebab masalahnya yang menjadikannya 20 dan mempunyai selesih 1, yaitu 4 dan 5. Karena nilainya negatif, maka ketika mengurai jawabannya adalah yang nilai besar kita beri tanda negative yaitu 5. Maka kalimat matematikanya menjadi berikut.

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Dari sini kita menemukan solusi dari permasalahan yang tak berujung adalah 5, maka ikhtiar kita fokus pada faktor 5 dan kita tinggalkan akan bayang-bayang keraguan ataupun kegagalan (-4). Solusi permasalahan selalu positif, penghargaan yang banyak untuk Srinivasa Iyengar Ramanujan

Dari hal ini tentang permasalahan hidup yang sulit, atau permasalah yang bertubi-tubi menghantam kita adalah kembali berserah diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Maka semua permasalahan kita akan teratasi. Kita jadi tahu bagaimana hubungan antara takhingga(), satu(1), dan nol(0). Maka benarlah jika kita sudah islam kemudian menjadi muslim (berserah diri) maka tidak ada kekhawatiran apapun dalam diri kita. Maka marilah kita berislam dan berusaha terus untuk menjadi muslim.

Terakhir, maka jelaslah siapa Allah subhanahu wa ta'ala itu sesungguhnya.

Dialah yang awal dan Dialah yang Akhir, yang menghidupan dan yang mematikan, Dialah Allah yang maha perkasa lagi maha bijaksana. Dialah Allah yang maha atas segala sesuatu, dan kepada Allah-lah segala urusan itu dikembalikan. Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang Rahman dan Rahim.

Alhamdulillahi robil 'alamin, arrahmanir rohim.

Wa salamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun