Akan tetapi jika kun fa yakun tadi ditempuh dengan cara mahluk/manusia yang memiliki keterbatasan hasilnya bisa memerlukan jam/ hari/ bulan/ tahun bahkan bisa milyar tahun cahaya.
Sejauh apapun manusia membuat alat untuk melewati batas indra dan kemampuannya dalam mengakses / membaca ruang yang ia dapati hanyalah mahlukNya. Oleh karena itu pencarian akan Tuhan Allah subhanahu wa ta'ala adalah dengan mengenali diri sendiri. Pencarian akan Tuhan hanya akan berujung pada mahluk itu sendiri.
Dari kita dapatkan hubungan bahwa mempelajari matematika secara simbol saja tidak mampu membedakan bahwa 5 + 5 + 5 = 15 dengan 5 × 3 = 15. Tetapi dengan mengembalikan ke asal bagaiman angka 5 itu didapat / bagaimana angka 5 itu sebelum disimbolkan, jelaslah bedanya antara keduanya. Yang ada adalah 5 × 3 = 15 bisa ditempuh dengan cara 5 + 5 + 5 = 15.
Ditambah bonus kita bisa memahami bagimana itu kun fa yakun dan bagimana Allah subhanahu wa ta'ala itu mengetahui segala sesuatu. Dan juga kita juga tahu bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala itu menguasai ruang dan waktu, sehingga tidak ada tempat bagi kita untuk lari atapun sembunyi.
Serpihan tumbukan operasi bilangan
“Sebelum saya tutup, jika ada yang masih mengganjal silahkan diutarakan!”
“Saya mas Kus!”
“Iyo, piye Dadap.”
“Jika semua bilangan dikali nol dan hasilnya nol, apakah itu berarti jika Tuhan (1) bertemu kematian (0) itu berarti Tuhan juga akan mati?”
“Baiklah! Coba simak dengan seksama!”
Hukum pertama