Dan selama siklus berpasang-pasangan terus terjadi (siang dan malam) sebagai penanda waktu, maka tidak ada mahluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala bisa hidup kekal, karena pasti akan terkena dampaknya kemudian berganti peran.
Waktu atau masa layaknya sebuah spiral yang panjang, jika kita menemui pagi hari ini, maka pagi yang kita dapati sekarang adalah pagi yang berbeda dengan pagi yang kemarin, begitu pula dengan pagi esok hari.
Pagi yang sekarang adalah titik yang ada di depan pagi kemarin, pagi yang sekarang adalah titik yang ada di belakang pagi esok. Walaupun pagi yang sekarang kita dapati sama persis dengan pagi kemarin.
Oleh karena itu waktu yang telah berlalu atau waktu yang sudah kita tinggalkan tidak bisa kita ambil kembali. Karena kita tidak mempunyai kemampuan atau kuasa untuk memutar balik siklusnya. Dan tidak ada mahluk ciptaan Allah yang bisa memutar balik siang menjadi malam dengan mengundurkannya (malam-petang-sore-siang-pagi-fajar-malam, akan selalu berjalan malam-fajar-pagi-siang-sore-petang-malam).
Angka 7 (tujuh)
Ketika penciptaan bumi langit dan seisinya dalam enam masa, juga telah ditetapkan bahwa langit itu terdiri dari tujuh tingkat, sebagai bagian dari efek aksi-reaksi selama enam masa. Seperti yang diterangkan oleh utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu Rasulullah Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Â dalam perjalanan isra dan mi'raj.
Di sini saya tidak menceritakan perjalanan isra dan mi'raj Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka silahkan membaca cerita isra dan mi'raj dari sumber lain. Tetapi saya akan mengambil sedikit poin untuk diulas dari perjalanan itu.
Yang pertama kita bisa tahu jika langit itu ada tujuh tingkat. Di setiap tingkatnya ada pintu masuk dan keluarnya, dan dijaga oleh malaikat penjaga. Untuk keluar ataupun masuk harus ada surat ijinnya tidak terkecuali Malaikat Jibril alaihi salam.
Yang kedua, langit yang kita lihat dengan hiasan bintang-bintang, galaxy-galaxy dan cluster-cluster  adalah langit pertama. Dan besarnya langit pertama ini belum mampu dilihat oleh alat/teleskop saat ini yang telah dibuat, tetapi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberikan perbandingannya jika bumi ini seperti cincin, maka langit pertama itu luasnya adalah seperti padang pasir.
Yang ketiga, jika kita mampu terbang melintasi langit pertama sehingga kita sampai di tepi langit ini. Maka kita tidak akan bisa masuk ke langit kedua karena kita tidak membawa surat ijin masuk atau kita tidak punya passwordnya. Mencoba menembusnya adalah hal yang sia-sia, mencari pintu masuknya saja adalah hal yang mungkin mustahil.
Dengan adanya langit kita bisa tahu ada tinggi ada rendah. Dan dengan 7 lapis langit dan juga ada pula 7 lapisan bumi diabadikan dalam siklus ada tujuh hari dalam seminggu. Minggu pertama mewakili bumi minggu kedua mewakili langit dan minggu ketiga kembali mewakili bumi dan seterusnya. Iki mek jareku ae, mbok anggep serius yo sokor!
Baca Juga:Â Keistimewaan Ramadan dalam Angka