Mohon tunggu...
Densa Story
Densa Story Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator

Seorang yang ingin belajar kreatif, melalui tulisan yang edukatif, sehingga dapat menginspirasi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Natal dalam Kemiskinan, Sanggupkah?

23 Desember 2020   11:58 Diperbarui: 24 Desember 2020   10:32 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembang api di SUGBK. Foto: BeritaSatu.com

Jelas, apa yang dialami Yusuf dan Maria adalah peristiwa sedih, peristiwa nelangsa. Saya berpikir, mungkin di dalam hati mereka berkata saat itu, "Bila Anak ini adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, Raja Israel, mengapa lahirnya harus di kandang hewan? Kan harusnya di istana atau minimal di rumah penginapan.

Sukacita yang nyata justru terjadi pada para gembala di padang rumput yang menyaksikan sinar dari surga di malam gelap. Mereka, manusia yang biasa melihat yang manusiawi, tiba-tiba menyaksikan penglihatan yang spektakuler yang bukan buatan manusia. Cahaya surga menyinari mereka, dan tampaklah oleh mereka seorang malaikat yang memberitahukan bahwa telah lahir Kristus Tuhan di kota Daud. 

Dari malaikat yang seorang itu, mereka melihat gerombolan malaikat yang bernyanyi di langit yang dipenuhi cahaya surgawi. Tentu sebagai manusia biasa, mereka akan kaget dan buru-buru ke Betlehem melihat apa yang terjadi seperti pesan malaikat itu. Akhirnya, sukacita para gembala yang menyaksikan penglihatan surgawi itu kembali meyakinkan Yusuf dan Maria, bahwa Anak yang dilahirkannya itu sungguh Anak Allah.

Foto: METANONIAC
Foto: METANONIAC
Maka itu, marilah kita memperingati Natal pada tahun ini secara sederhana. Kita bersyukur sebab masih diberi kesempatan untuk memasuki masa Natal walau dalam kondisi yang sangat berbeda. Terimalah keadaan ini sekalipun terpaksa, dan lihatlah betapa bunda Maria dan Yusuf telah lebih dahulu susah daripada kita. Semoga kesusahan mereka memberikan kekuatan dan pengharapan akan mukjizat nyata yang dari pada-Nya. Semoga Dia sudi menganugerahkan damai sejahtera kepada setiap manusia yang berkenan kepada-Nya. SELAMAT NATAL, Tuhan memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun