2. Variasikan makanan tapi sebetulnya ini ga harus, makanan sesuai kemampuan kita saja. Adanya apa insya Allah anak mau ko asalkan kondisi memang tidak kenyang. Coba berikan makan sebelum makanan lainnya atau susu, misalnya bangun tidur berikan dulu beberapa sendok madu yang sudah dicampur air lalu langsung berikan sarapannya, bisa roti, bubur atau langsung nasi. Begitupun saat bangun tidur siang jadi kondisi perut masih kosong, lapar otomatis lahap. Seperti kita juga kalau sudah ngemil ketika makan nasi rasanya kurang gimanaa gitu.
3. Hmm baiknya memang kalau makan itu di meja makan, namun namanya anak kecil kadang belum bisa kita atur sesuai kemauan kita, sudah besar saja kadang sulit yah apalagi masih kecil. Jadi ya sudahlah biar kita yang mengalah dulu semoga perlahan mau setiap makan di meja makan. Kalau saya biasanya begitu, ketika jam makan datang namun anak sedang asik bermain saya suapi dia sambil bermain alhamdulillah berhasil. Karena dari pengalaman lagi, kalau saat main kita stop begitu saja jadinya malah dia bete, ngambek reaksinya nolak makan. Kadang makan di meja makan juga, boleh juga kasih pilihan mau makan di meja atau dimana, belajar musyawarah dari kecil, tidak memaksakan kehendak. Kemudian kalau suami saya bilang kita buat target, misal satu mangkuk kecil nasi dan 1 paha ayam atau semangkuk sayur itu jadwal makan pagi. Nah diberikan tak harus sekaligus habis, jadwal makannya mungkin akan berbeda dengan kita, kalau kita satu piring nasi beserta lauk 3x sehari kalau anak mungkin bisa jadi 5x bahkan lebih, sedikit demi sedikit yang penting target tercapai. Kalau pertama kali makan hanya 1/3 mangkuk tunggu sejam atau 2 jam kedepan kasih lagi, kitanya memang yang harus ekstra telaten, sabar dan ulet. Begitupun pada jadwal makan kedua ketiga setidaknya jangan biarkan anak kita perutnya kosong. Kita perhatikan juga nih, misal anak kita makan nasi sedikit tapi banyak tidak makanan lain yang masuk, misalnya cemilannya, pudingnya, kuenya, eskrim, buah, kentang atau bahkan susu yang akan berubah seperti jelly saat tiba di lambung jadi membuat anak terasa kenyang padahal isinya hanya susu yang sudah mengental tadi. Jadi kalau ternyata makanan yang lain lumayan banyak yang masuk tak perlu khawatir perutnya mungkin sudah keburu penuh. Maklum memang kita ini orang Indonesia kalau belum makan nasi terkesan belum makan padahal yang masuk sudah bubur ayam, ketoprak, sate plus lontong, roti dan susu, bakso tapi tetep kalau belum makan nasi katanya belum makan, hehe rakus yaa kita.. ;p
4. Yang terakhir coba cek apakah ada gangguan kesehatan, misalnya sakit perut, sakit tenggorokan, sariawan. Kalau bayi mungkin ditandai sering menangis kalau sudah bisa bicara bisa menyampaikan apa yang ia rasakan. Kalau anak saya sebelum ke dokter kalau ia mengeluh sakit perut pertolongan pertama saya biasa kasih madu, kadang ia minta sendiri, mah aku sakit perut aku mau minum madu, gitu katanya alhamdulillah 3xshari 1-2 sendok madu dicampur air besoknya udah ga mengeluh lagi. Madu memang banyak khasiatnya seperti tercantum dalam Al Quran Surat An-Nahl ayat 69 :
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون
“…Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang memikirkan.” Kecuali jika sakit berlanjut maka hubungi dokter.. hehe kaya iklan ya.
Intinya jalin hubungan penuh kasih sayang dan komunikasi yang baik, anak juga sudah bisa merasakan apakah kita perhatian atau tidak. Semangat yaa.. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H