Mohon tunggu...
Denis Oki
Denis Oki Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga dan Mitra Usaha Arminareka Perdana -

Ibu Rumah Tangga dan Mitra Usaha Arminareka Perdana. Bagi yang mendaftar umrah atau haji plus dengan Arminareka Perdana melalui saya akan mendapatkan cashback Rp. 500.000,- untuk umrah dan Rp. 700.000 untuk haji. WA. 087780538242

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Mengatasi Anak Susah Makan (Ayoo, Ibu Bangkit!)

20 Mei 2016   12:58 Diperbarui: 26 April 2017   11:00 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berhubung hari ini hari Kebangkitan Nasional saya ingin mengajak ibu-ibu untuk bangkit dari keterpurukan. Hehe..keterpurukan memikirkan anak yang susah makan. Ayoo bangkit dan bergerak yaa..!!

Beberapa kali saya bertemu ibu-ibu mengeluhkan tentang anaknya yang susah makan. Saat itu melihat anak saya yang kebetulan sedang lahap makannya. Kebetulan loh yah, karena saya juga sempat mengalami anak susah makan dan jadi pikiran juga seperti para ibu lainnya tapi alhamdulillah sekarang sudah berlalu, mereka doyan makan hehe.

Memang bukan masalah mudah dan bukan masalah sepele karena kita pasti banyak kekhwatiran akan tumbuh kembangnya, cukup atau tidak asupan gizinya dan masih banyak lagi. Dan kebanyakan harapan ibu adalah memiliki anak yang montok, lucu dan menggemaskan.Berbagai cara dilakukan, berbagai susu formula pun dicoba agar berhasil memontokkan sang buah hati namun setelah ia benar-benar montok semok dan terbawa hingga dewasa, orang tua bingung lagi gimana caranya agar bobotnya turun akhirnya disuruh diet, diledek-ledekin aduuh kasian yah anaknya, kalau dia mau bilang mah 'pusing pala berbii kali', waktu kecil badan langsing digendutin udah gendut suruh langsing lagi, hehehe jangan gitu yaa. Alhamdulillah anak-anak saya free dari susu formula. Sebetulnya kalau kata dokter anak saya yang terpenting adalah sehat, targetnya sehat bu bukan gendut kalau anaknya imut tapi dia sehat, perkembangannya baik ya sudah bersyukur saja, yang penting lagi kita tetap perhatikan pola makannya, asupan gizinya agar jangan sampai kurang. Bisa jadi bentuk tubuh itu ditentukan oleh faktor genetik dari keturunan. Nah jadi ga perlu terlalu khawatir ya dengan postur tubuh anak kita. 

Sekarang permasalahannya adalah anaknya yang susah makan atau pickky eater alias pilih-pilih makanan. Bagaimana donk? Tenang bunda, yang penting menghadapinya kita berusaha sabar dan terus berusaha pantang menyerah, berdoa juga meski jujur ga mudah karena menurut pengalaman saya juga sampai stress menghadapi anak yang ogah mamam. Hehehe.. putar otak, otak diputar jangan diomelin yah anaknya, kasian ..

Nah, disini saya coba sharing saja bagaimana caranya mengatasi anak yang susah makan. Pertama kita cari tahu dulu apa sih penyebabnya. Misal saja :

1. Pertama, introspeksi dulu kita orang tuanya, apakah kita sudah rajin masakin untuk dia atau at least kalau biasa catering apakah kita sudah menyediakannya dan mau menyuapinya dengan penuh kesabaran. Tugas mulia yang banyak godaan memang adalah merawat anak demi generasi penerus kita.

2. Bosan dengan makanan yang itu-itu saja atau perut masih terasa kenyang

3. Aktifitasnya merasa terganggu kalau makan (misalnya lagi asik main mainan kesukannya terus dihentikan begitu saja, dia jadi bete akhirnya males makan)

4. Mungkin ada gangguan kesehatan.

Cara mengatasinya :

1. Coba kita masak apa aja misal kalau anak saya sukanya ayam goreng kunyit, kadang ceplok telor kalau lagi kepepet, ayam bakar, sop ayam/ sapi pakai macroni meski kalo anak yang pertama belum doyan sayur tetep sayur sama daging sapinya ga dimakan . Tapi ga apa-apa kuahnya kan mudah-mudahan sudah mengandung sari sayuran juga kaldu daging/ayam. Kalau anak yang kedua alamdulillah tidak ada masalah dengan makan, masih terbilang tidak mengkhawatirkan. Kita coba bikin Bikin puding,jus buah atau cemilan lainnya sambil diajak berpartisipasi, ciptakan suasana yang menyenangkan. Kita kerahkan kemampuan memasak kita disamping membeli di luar, boleh saja kalau kita lagi tak sempat tapi kalau sempat atau yuk sempatkan kita masak sebagai bukti cinta kasih sayang kita padanya, meski ga seenak restoran heeehe.. Biasanya Allah melihat usahanya kita apakah kita mau merawat amanahNya atau malah menyia-nyiakannya, jangan sampai yaa.. :) 

2. Variasikan makanan tapi sebetulnya ini ga harus, makanan sesuai kemampuan kita saja. Adanya apa insya Allah anak mau ko asalkan kondisi memang tidak kenyang. Coba berikan makan sebelum makanan lainnya atau susu, misalnya bangun tidur berikan dulu beberapa sendok madu yang sudah dicampur air lalu langsung berikan sarapannya, bisa roti, bubur atau langsung nasi. Begitupun saat bangun tidur siang jadi kondisi perut masih kosong, lapar otomatis lahap. Seperti kita juga kalau sudah ngemil ketika makan nasi rasanya  kurang gimanaa gitu.

3. Hmm baiknya memang kalau makan itu di meja makan, namun namanya anak kecil kadang belum bisa kita atur sesuai kemauan kita, sudah besar saja kadang sulit yah apalagi masih kecil. Jadi ya sudahlah biar kita yang mengalah dulu semoga perlahan mau setiap makan di meja makan. Kalau saya biasanya begitu, ketika jam makan datang namun anak sedang asik bermain saya suapi dia sambil bermain alhamdulillah berhasil. Karena dari pengalaman lagi, kalau saat main kita stop begitu saja jadinya malah dia bete, ngambek reaksinya nolak makan. Kadang makan di meja makan juga, boleh juga kasih pilihan mau makan di meja atau dimana, belajar musyawarah dari kecil, tidak memaksakan kehendak. Kemudian kalau suami saya bilang kita buat target, misal satu mangkuk kecil nasi dan 1 paha ayam atau semangkuk sayur itu jadwal makan pagi. Nah diberikan tak harus sekaligus habis, jadwal makannya mungkin akan berbeda dengan kita, kalau kita satu piring nasi beserta lauk 3x sehari kalau anak mungkin bisa jadi 5x bahkan lebih, sedikit demi sedikit yang penting target tercapai. Kalau pertama kali makan hanya 1/3 mangkuk tunggu sejam atau 2 jam kedepan kasih lagi, kitanya memang yang harus ekstra telaten, sabar dan ulet. Begitupun pada jadwal makan kedua ketiga setidaknya jangan biarkan anak kita perutnya kosong. Kita perhatikan juga nih, misal anak kita makan nasi sedikit tapi banyak tidak makanan lain yang masuk, misalnya cemilannya, pudingnya, kuenya, eskrim, buah, kentang atau bahkan susu yang akan berubah seperti jelly saat tiba di lambung jadi membuat anak terasa kenyang padahal isinya hanya susu yang sudah mengental tadi. Jadi kalau ternyata makanan yang lain lumayan banyak yang masuk tak perlu khawatir perutnya mungkin sudah keburu penuh. Maklum memang kita ini orang Indonesia kalau belum makan nasi terkesan belum makan padahal yang masuk sudah bubur ayam, ketoprak, sate plus lontong, roti dan susu, bakso tapi tetep kalau belum makan nasi katanya belum makan, hehe rakus yaa kita.. ;p 

4. Yang terakhir coba cek apakah ada gangguan kesehatan, misalnya sakit perut, sakit tenggorokan, sariawan. Kalau bayi mungkin ditandai sering menangis kalau sudah bisa bicara bisa menyampaikan apa yang ia rasakan. Kalau anak saya sebelum ke dokter kalau ia mengeluh sakit perut pertolongan pertama saya biasa kasih madu, kadang ia minta sendiri, mah aku sakit perut aku mau minum madu, gitu katanya alhamdulillah 3xshari 1-2 sendok madu dicampur air besoknya udah ga mengeluh lagi. Madu memang banyak khasiatnya seperti tercantum dalam Al Quran Surat An-Nahl ayat 69 :

يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون

“…Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang memikirkan.” Kecuali jika sakit berlanjut maka hubungi dokter.. hehe kaya iklan ya. 

Intinya jalin hubungan penuh kasih sayang dan komunikasi yang baik, anak juga sudah bisa merasakan apakah kita perhatian atau tidak.  Semangat yaa.. Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun