Mohon tunggu...
Denis Rikwanto
Denis Rikwanto Mohon Tunggu... Administrasi - menulis adalah kenikmatan

jangan menular, kecuali kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reklamasi Bandara Soetta, Penting Banget?

10 Desember 2018   11:24 Diperbarui: 10 Desember 2018   11:53 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya reklamasi untuk perluasan lahan bandara Soekarno Hatta.
Foto di atas adalah ilustrasi Bandara KIA (Jawa Pos).

***

Pernah ke Jepang? Saya pernah satu kali, waktu menghadiri Kyoto International and Art Festival, Oktober 2017. Saat saya datang, Kyoto hampir tiap hari hujan, suhu rata-ratanya 15-18 derajat celcius.

Dalam tulisan ini, saya mau bercerita sedikit terkait negara yang didirikan Kaisar Jimmu pada abad ketujuh sebelum masehi tersebut. Tapi bukan mengenai Kyoto atau festival filmnya, melainkan Bandara Kansai yang dibangun di atas lahan reklamasi.

Bandara Kansai, atau Kansai International Airport (KIA) dibangun di Teluk Osaka, Jepang. Dilengkapi terminal penumpang berlantai empat, bandara itu dirancang arsitek Italia, Renzo Pianzo, bekerja sama dengan Noriaki Abe.

Rencana pembangunan KIA muncul saat Bandara Narita di Tokyo sudah kewalahan menampung jumlah penumpang. KIA akhirnya dibangun di Osaka Bay, yang jauh dari permukiman penduduk dengan risiko kerusakan lingkungan relatif kecil.

Pembangunan KIA dilakukan sangat hati-hati, dengan menghitung potensi bencana alam dan terjangan ombak. Tahap pertama, konstruksi fondasi dibangun pada 1987 yang menghabiskan 48.000 balok beton berbentuk tetrahedral dan material lainnya seperti pasir serta tanah sebanyak 21.000.000 meter kubik.

Pembangunan tahap pertama yang menyerap 10.000 tenaga kerja dan 80 kapal pengangkut material itu selesai pada 1989. Kemudian dilanjutkan pembangunan runway dan fasilitas lainnya hingga mulai beroperasi pada 4 September 1994.

Total pulau buatan untuk KIA mencapai 4 km dengan jembatan penghubung sekitar 3 km. Adapun anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan bandara yang pada April 2001 mendapat penghargaan 'Civil Engineering Monument of the Millenium' itu mencapai 20 miliar USD. Saat ini, KIA melayani 24 kota di Jepang dan 69 keberangkatan setiap hari, dan melayani 71 kota di 30 negara dengan 600 keberangkatan.

Bandara Soetta (Okezone)
Bandara Soetta (Okezone)
Canggih kan. Bagaimana di Indonesia?
Di Indonesia, muncul juga rencana memperluas Bandara Sorkarno-Hatta, Tangerang, di atas lahan reklamasi. Lahan yang diperlukan sekitar 2.000 hektare, lokasinya sekitar 10-15 km dari bandara saat ini dengan anggaran mencapai Rp 100 triliun.

Kenapa diperluas?

Pembangunan bandara baru diperlukan untuk mengatasi semakin padatnya jumlah penumpang dan pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. Pada 2017, traffic di Bandara Soetta mencapai 63 juta penumpang.

PT AP II sedang melakukan studi kelayakan, kajian teknis pembangunan bandara, pengaturan ruang udara, dan aspek lingkungan. Proyek tersebut direncanakan selesai pada 2024 saat traffic mencapai 100 juta penumpang.
Apa untungnya?

Selain memperluas layanan untuk penumpang dan menambah jumlah kunjungan, perluasan Bandara Soetta di atas lahan reklamasi juga akan menyedot tenaga kerja baru. Jika merujuk pada proyek reklamasi Teluk Jakarta, serapan tenaga kerjanya mencapai 20.000 orang dari berbagai bidang.

Perluasan bandara dengan cara membuat daratan hasil reklamasi juga bisa menekan risiko dan anggaran. Dengan catatan, semua pihak yang terlibat dalam proyeknya harus memenuhi seluruh syarat sesuai Peraturan Presiden No. 122/2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yaitu memiliki izin reklamasi, membuat perencanaan penentuan lokasi, penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan penyusunan rancangan detail.

Selanjutnya, pengambil kebijakan juga harus ketat dalam proses tender penetapan pihak yang menyuplai pasir. Asal usul pasir dan perusahaannya harus jelas, supaya tidak terjadi dugaan pelanggaran seperti pada proyek reklamasi di Teluk Jakarta.

Lalu, mampukah proses dan eksekusi proyek reklamasi Bandara Soetta berjalan proper? Harus!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun