Satgas sektor 4 bertanggungjawab menangani sampah dan limbah yang mencemari aliran Citarum. Satgas juga melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai. Selain itu, satgas berkolaborasi dengan industri untuk mengoptimalkan penggunaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Satgas juga melibatkan masyarakat dalam menjalankan program Citarum Harum. Seperti pada tanggal 22 Juli lalu, diinisiasi anggota TNI, dilakukan pembersihan bantaran sungai di Desa Jaya Sakti, Muara Gembong, Bekasi. Warga ikut dilibatkan guna menciptakan rasa tanggung jawab dan meningkatkan kesadaran warga masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai dan memelihara ekosistemnya.
Tidak ada program yang sempurna, demikian pula Citarum Harum. Program tersebut seringkali mengalami kendala terutama masalah koordinasi dengan pemerintah daerah setempat. DAS Citarum melewati 13 Kabupaten/Kota sehingga cukup sulit melakukan sinkronisasi antar daerah.
Meski begitu, Citarum Harum membuahkan hasil yang positif. Selama hampir 3 tahun berjalan, telah banyak peningkatan terutama dari sisi ekologis.
Pada tahun 2020, Nilai Indeks Kualitas Air Citarum naik dari yang semula 26,3 menjadi 55. Atau dengan kata lain, status kualitas air Citarum semakin baik dari yang semula tercemar sedang menjadi cemar ringan.
Ridwan Kamil pun melaporkan saat ini kondisi kualitas air Citarum melebihi target. Di mana pada 2025 nanti target kualitas air Sungai ada di level cemar ringan. Namun pada akhir 2020 kemarin, predikat cemar ringan sudah diperoleh.
Pada November 2020, jumlah sampah yang masuk ke aliran Citarum pun berkurang. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, kontribusi sampah berkurang hingga 42 persen dibandingkan dengan sebelum program Citarum Harum bergulir.
Melihat upaya maksimal yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, Kedutaan Besar Denmark bahkan menyampaikan ketertarikannya untuk turut berinvestasi dalam program Citarum Harum. Mereka akan fokus pada penanganan sampah dan limbah.Â