Jembatan merah yang menawan siap mengantarkan pengunjung ke seberang sungai. Di sisi seberang pengunjung dapat menikmati suara gemercik air dari kolam ikan yang diisi ikan-ikan khas Cikapundung, seperti ikan badar, kehkel, dan beunteur. Disediakan pula saung atau gubuk kecil untuk sekedar beristirahat atau bisa juga menggelar botram -- istilah Sunda untuk tradisi makan bersama--.
Pengunjung juga bisa mencoba wahana permainan air di aliran sungai. Tenang saja, aliran sungai di sekitar Teras Cikapundung ini cukup tenang pada kondisi normal. Kita tidak perlu khawatir saat mendayung perahu karet.
Teras Cikapundung tidak hanya dibangun untuk menyenangkan hati warga Bandung dan wisatawan. Teras Cikapundung secara tidak langsung juga merupakan pengingat betapa pentingnya sungai dalam kehidupan kita.
Pengunjung seolah diberikan gambaran bahwa sungai bukanlah tempatnya kotor. Sungai bukanlah tempat sampah. Dengan tata kelola tepat yang dibarengi perilaku bersih dan peduli lingkungan hidup, sungai dapat menjadi lokasi yang potensial.
Selama ini kita seringkali mengabaikan kondisi sungai. Tak jarang kita jumpai sampah di aliran sungai, bahkan menggunung saat aliran terhalang atau tersumbat.
Anehnya kebanyakan kita masih mempertahankan perilaku buruk tersebut. Padahal pencemaran sungai sudah jelas-jelas menimbulkan dampak negatif, misalnya banjir dan munculnya berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Bagaimana? Tertarik berkunjung ke Teras CIkapundung?
Eits, tapi jangan sekarang ya. Tunggu hingga kondisi pandemi cukup terkendali dan ruang-ruang publik dibuka kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H