Di golden age of content ini, influencer memilik peran penting dalam membentuk perilaku masyarakat. Kita cenderung akan lebih percaya hal-hal yang disampaikan influencer lewat media sosial ataupun media lainnya.
Namun kita seringkali lupa bahwa influencer pun memiliki keterbatasan. Ia tidak memiliki pengetahuan tentang segala hal.Â
Ia pun bisa salah memberikan opini atau rekomendasi sewaktu-waktu, seperti halnya Ariel NOAH yang memotong rambutnya dengan gunting kertas.
Kita sebagai orang biasa yang bukan influencer perlu lebih cerdas dalam menyaring informasi. Jangan mudah percaya dan ikut-ikutan tren yang dipelopori influencer. Cuma karena terkenal bukan berarti semua yang disampaikannya harus kita ikuti bukan?
Kedua, jika orang lain bisa bukan berarti kita bisa melakukan hal yang sama.
Pelajaran nomor dua ini agaknya bertentangan dengan kalimat motivasi yang kerap kita dengar. "Jika orang lain bisa, tentu kita juga bisa melakukannya," kira-kira begitu.
Namun menurut pengalaman potong rambut gagal tadi, kalimat motivasi tradisional tersebut tidak realistis. Kita seolah-olah meletakkan standar kemampuan diri kepada orang lain.
Influencer memiliki hak untuk menyampaikan tips tentang hal-hal yang ia lakukan atau kuasai. Mereka cenderung menyampaikan hal-hal yang cocok bagi diri mereka dan berharap orang lain melakukan hal serupa.
Standar cocok-cocokan ini tentunya ambigu, mengingat setiap orang punya karakteristiknya masing-masing.
Ariel NOAH memiliki rambut yang lurus dan mudah dibentuk. Saat ia memotong rambut sendiri, meskipun hasilnya tidak terlalu bagus, styling dengan pomade membuat rambutnya terlihat lebih rapi.
Penata rambut dapat dengan mudah mencukur rambutnya sendiri karena tangannya telah terlatih menata rambut ratusan kepala. Ia adalah seorang profesional.