Perbedaan ketebalan rambut dari pangkal telinga hingga kepala atas terlihat kurang pas. Sisi sebelah kanan terlalu pendek , tidak seimbang dengan sisi berlawanan. Banyak pula bekas pitak, mirip hasil karya guru pembina OSIS saat razia rambut semasa SMA dulu.
Pemandangan yang menyesakkan dada sekaligus lucu.Â
Istri pun tidak memberikan komentar positif. "Nanti dirapihin di tukang cukur ya,"Â katanya singkat.
Ternyata potong rambut sendiri adalah ide yang buruk.
***
Meski memilukan, pengalaman memotong rambut sendiri ternyata memberikan pelajaran berharga. Setidaknya ada dua hal yang saya pahami setelah tidak berhasil memperoleh model rambut yang saya inginkan.
Pertama, jangan mudah terpengaruh konten influencer.
Di era digital seperti sekarang semua orang dapat membuat konten. Ingin mengunggah video di YouTube, modal ponsel sana sudah cukup, begitu pula menulis artikel di platform ternama seperti Kompasiana misalnya.
Menurut fun facts yang ditulis di idntimes.com, pada pertengahan 2019 Google mengungkap bahwa lebih dari 500 jam konten baru diunggah ke YouTube tiap menitnya. Itu berarti 30 ribu jam konten per jam dan 720 ribu jam konten per hari.
Melimpahnya konten membuat kita bisa dengan mudah mengakses informasi apa saja di mana saja. Hal-hal remeh seperti cara mengelem sepatu yang jebol pun bisa kita dapatkan dengan beberapa klik.