Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist, Dosen

Geologist, Dosen | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menang dari Lapar dan Dahaga, Kalah dari Nafsu Belanja

12 Mei 2021   08:28 Diperbarui: 12 Mei 2021   14:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idul Fitri adalah hari raya makanan. Oleh karenanya, umat muslim tidak diperbolehkan berpuasa dan merayakan hari raya dengan menyantap berbagai hidangan.

Masak ini dan itu sepertinya seru, pikir kita. Tak ketinggalan kita pun ingin ada berbagai kue kering tersaji di meja makan.

Kebutuhan akan makanan otomatis akan meningkat saat Lebaran. Terlebih lagi tamu dan keluarga yang berkunjung saling berdatangan. Mau tidak mau kita harus berbelanja lebih untuk memenuhi keperluan.

Di sinilah nafsu kita kadang hilang kendali. Dengan anggapan lebih baik belanja lebih daripada kurang, kita bisa belanja melebihi kebutuhan.

Hasilnya, kantong jebol tidak karuan. Padahal kita mestinya bisa memilah belanja yang penting-penting saja. 

3. Belanja pernak-pernik

Kelebihan uang menjelang Idul Fitri dan terbukanya kesempatan berbelanja baik secara langsung maupun via platform belanja daring, jadi celah bagi kita untuk belanja pernak-pernik lainnya. Bisa jadi bahan dekorasi rumah, aksesoris tambahan untuk pakaian, dan lain-lain. 

Belum lagi, ada promo dan diskon menggiurkan. 

Disinilah seharusnya kita waspada dengan nafsu kita sendiri. Beberapa orang sulit mengendalikan diri dan berakhir membeli barang yang tidak penting. 

Bukan malah terlihat mewah, barang-barang tersebut malah berakhir tong sampah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun