Latar tipikal adalah menonjolkan sifat khas latar
tertentu, baik yang menyangkut unsur tempat, waktu, maupun sosial. Lihat pada karya-karya yang mengandung warna lokal (local colour).
Latar tipikal yang terdapat pada novel tersebut adalah unsur tempat dan waktu seperti yang sudah di jelaskan di atas di kerajaan atau di tempat-tempat sampingan yaitu hutan,taman dan lain-lain. Sosial ada banyak unsur sosial di dalam novel ini niali religius, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan budaya
Anakronisme
Anakronisme menyaran pada pengertian adanya ketidaksesuaian dengan urutan (perkembangan) waktu dalam sebuah cerita. Anakronisme juga dapat menyaran pada sesuatu yang tidak logis
dalam cerita. Anakronisme bisa menjadi kelemahan, tetapi bisa
juga menjadi sesuatu yang disengaja oleh pengarang untuk mendapatkan efek tertentu.
Anakronisme yang terdapat pada novel tersebut ketidaksesuaian yang terjadi di penggalangan cerita ini adalah alur cerita yang di saat pusar gunung Maliawan itu keluar berbagai cahaya berupa kembang-kembang api yang berarak ke barat, timur itu tidak sesuai dengan alurnya jika sebelum nya sedang baik-baik saja dan tidak terdapat permasalahan apapun tiba-tiba pusar gunung itu keluar. Dan hal yang tidak logis yang terdapat dalam novel ini serpertinya tidak terdapat unsur dari itu tersebut.
Kesimpulan
Dalam novel "Anak Bajang Menggiring Angin" karya Sindhunata, terdapat beberapa setting yang digunakan antara lain latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Latar atau setting yang terdapat pada novel tersebut ialah menggambarkan suasana atau tempat di zaman kerjaan di Indonesia yang mencakup latar fisik yaitu latar tempat dan waktu yang berlatarkan pasca zaman kerajaan. Adapun tempat tempat yang sering Begawan wisrawa (tokoh utama) kunjungi yaitu hutan-hutan atau taman taman bunga yang harum baunya. Latar waktu yang terdapat pada novel tersebut ialah pada zaman kerajaan ramayana yang terdapat unsur-unsur klasik yang ada di dalam nya. Yang terdapat pada novel ini waktu pagi,siang,sore, dan malam. Tidak terdapat tanggal bulan hari ataupun tahun.
"Waktu seakan tahu asmara Prabu Danareja. Sang surya membiarkan awan gelap menutupinya, sehingga fajar pun tak kunjung tiba, mempersilakan Prabu Danareja lelap dalam mimpi indahnya. Bunga tanjung kelelahan karena bercumbu, maka embun pagi kecapaian membangunkannya, menyebabkan pagi tak berhiaskan kesejukan, sehingga hari masih seperti malam". Latar sosial yang terdapat pada novel ini ialah dalam novel ini berlatarkan latar sosial yang tinggi karena membahas tentang kerajaan yang terjadi di ramayana. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode naratif, yang menggambarkan urutan peristiwa secara terperinci. Data penelitian ini diperoleh dari novel "Anak Bajang Menggiring Angin" karya Sindhunata. Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa novel ini menggunakan berbagai bentuk setting untuk memperkaya pengalaman membaca dan menggambarkan cerita dengan lebih detail.