Jika Anda merasa bahwa Anda "bukan orang matematika," cobalah untuk memberi diri Anda kesempatan kedua. Mulailah dengan hal-hal sederhana. Misalnya, pelajari kembali konsep-konsep dasar seperti pecahan, persentase, atau geometri. Anda mungkin akan terkejut betapa menariknya matematika ketika Anda mendekatinya dengan sikap yang lebih santai dan terbuka.
Sebagai orang tua, penting untuk tidak menunjukkan sikap negatif terhadap matematika di depan anak-anak. Sebaliknya, tunjukkan bahwa Anda bersedia belajar bersama mereka. Dengan begitu, mereka akan melihat bahwa belajar matematika adalah perjalanan yang bisa dinikmati oleh semua orang, bukan hanya mereka yang "berbakat."
Akhir Kata
Matematika adalah keterampilan universal yang dapat dipelajari oleh siapa saja. Dengan menghilangkan label seperti "bukan anak matematika," kita membuka pintu bagi lebih banyak orang untuk mengeksplorasi potensi mereka. Fokus pada pemahaman, bukan hafalan; jadikan matematika menyenangkan; dan berikan kesempatan kedua bagi diri sendiri untuk mencintai dunia angka ini.
Langkah-langkah kecil, seperti percaya pada diri sendiri atau mencari cara kreatif untuk belajar, bisa memberikan dampak besar. Pada akhirnya, keindahan matematika bukanlah sesuatu yang eksklusif. Siapa pun, termasuk Anda, bisa menemukan keajaiban di balik angka dan simbol.
Jadi, mulailah dari sekarang. Percayalah bahwa Anda bisa, dan tunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada yang namanya "bukan anak matematika." Dunia angka menunggu untuk dijelajahi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H