Generasi kita saat ini adalah saksi dari kemerosotan alam liar yang begitu cepat. Saat kita memperluas kota, membangun jalan raya, dan membuka lahan pertanian baru, dampaknya langsung terasa pada kehidupan liar yang mengisi dunia ini. Hutan-hutan semakin sedikit, lautan menjadi lebih tercemar, dan habitat alami hewan-hewan terus menyusut. Akibatnya, populasi satwa menurun drastis, sementara suhu bumi terus naik tanpa ampun. Sayangnya, masalah ini tidak hanya mengganggu ekosistem saja, tetapi juga mempengaruhi komunitas manusia yang bergantung pada stabilitas alam untuk bertahan hidup.
Menyaksikan kehancuran ini, banyak di antara kita merasakan putus asa. Namun, di sinilah "rewilding" atau memulihkan kembali alam liar menjadi jawaban. Ada satu kutipan dari Edward Abbey yang menjadi inspirasi: "Sentimen tanpa tindakan adalah kehancuran jiwa." Ini memberi dorongan bahwa untuk melawan perasaan putus asa, kita perlu mengambil tindakan nyata. Rewilding berarti memberi ruang bagi alam untuk memulihkan dirinya sendiri dan juga secara aktif merestorasi habitat serta spesies yang telah hilang atau terancam punah.
Sekitar tiga puluh tahun yang lalu, Doug Tompkins dan saya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Setelah sukses dalam dunia bisnis---Doug sebagai salah satu pendiri The North Face dan Esprit, sedangkan saya menjadi CEO dari Patagonia---kami memilih untuk meninggalkan karir kami dan terjun dalam dunia konservasi. Kami mulai dengan membeli lahan-lahan yang rusak di Chile dan Argentina. Tujuan kami sederhana namun ambisius: mengembalikan keindahan dan fungsi alami tempat-tempat yang telah terdegradasi ini. Dalam beberapa dekade berikutnya, kami memberikan lebih dari dua juta hektar lahan kepada pemerintah untuk dijadikan taman nasional.
Melalui kerja sama dengan 12 pemerintahan presiden yang berbeda, inisiatif ini berhasil membentuk 15 taman nasional baru dan melindungi lebih dari 15 juta hektar lahan. Ini bukanlah pencapaian yang kecil. Dalam prosesnya, kami berhasil membawa kembali beberapa spesies kunci yang sebelumnya telah menghilang dari ekosistem tersebut. Keberadaan spesies ini sangat penting karena mereka adalah "keystone species" atau spesies kunci yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Tanpa mereka, ekosistem tersebut tidak akan berfungsi dengan optimal.
Namun, terlepas dari semua pencapaian ini, masih ada masalah besar yang perlu dihadapi: keterisolasian. Banyak dari taman nasional ini, meskipun signifikan luasnya, berfungsi seperti pulau-pulau terisolasi di tengah lautan pembangunan manusia. Hewan-hewan yang tinggal di dalamnya memiliki keterbatasan untuk bergerak, mencari makanan, atau berkembang biak dengan bebas. Ketika sebuah habitat terisolasi, keragaman hayati di dalamnya terancam berkurang, dan hal ini berpotensi membawa dampak buruk bagi ekosistem secara keseluruhan.
Maka, langkah berikutnya dalam upaya rewilding ini adalah menciptakan konektivitas yang lebih luas, menghubungkan habitat-habitat yang tersebar agar tidak terisolasi satu sama lain. Dalam 20 tahun ke depan, visi kami adalah untuk merekoneksikan habitat-habitat ini di lintas perbatasan negara, menggunakan sungai dan lanskap alami sebagai koridor kehidupan liar---semacam "jalan raya liar" bagi hewan-hewan untuk bergerak dan berkembang. Ini berarti bahwa kita perlu berpikir dalam skala besar, di level kontinental, khususnya di seluruh Amerika Selatan.
Tidaklah mudah untuk memulihkan ekosistem dalam skala sebesar ini, dan kami menyadari bahwa ini mungkin bukanlah pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam satu generasi. Namun, bagi saya, ini tidak menjadi masalah. Jika pekerjaan hidup seseorang dapat diselesaikan hanya dalam satu kehidupan, mungkin orang tersebut belum berpikir cukup besar. Rewilding adalah tentang memikirkan masa depan, membangun sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri, sesuatu yang akan tetap ada dan berkembang setelah kita tiada.
Saat ini, organisasi seperti Fundacin Rewilding Chile dan Fundacin Rewilding Argentina yang mengambil tongkat estafet untuk melanjutkan pekerjaan ini. Mereka bekerja untuk mencapai masa depan yang kaya dengan keragaman hayati dan komunitas manusia yang sehat, komunitas yang menyadari pentingnya hubungan yang seimbang antara alam dan manusia. Mereka meyakini bahwa hanya dengan memulihkan kembali alam liar, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan mampu menopang kehidupan dalam jangka panjang.
Apa yang menarik dari konsep rewilding ini adalah bahwa upaya untuk memulihkan kembali alam bukan hanya sekedar membangun taman nasional atau melindungi spesies tertentu. Ini juga tentang mengubah cara kita berpikir tentang hubungan kita dengan alam. Kita harus mengubah perspektif kita, me-rewilding pikiran kita agar bisa menghargai kelimpahan alam dan martabat dari setiap makhluk hidup. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan dunia di mana alam liar tidak dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari kehidupan kita sehari-hari, tetapi sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan.
Sebagai manusia, kita telah lama berupaya untuk menaklukkan alam, melihatnya sebagai sumber daya yang bisa dieksploitasi untuk keuntungan kita. Tapi sekarang, kita perlu memahami bahwa alam bukan hanya sekedar objek yang bisa kita manipulasi sesuka hati. Ia adalah sistem yang rumit, penuh dengan keajaiban, yang keberadaannya sangat penting bagi kelangsungan hidup kita. Memulihkan alam liar berarti kita juga memulihkan diri kita sendiri, memulihkan hubungan kita dengan bumi dan dengan semua makhluk hidup yang berbagi rumah yang sama.
Dengan memberi ruang bagi alam untuk memulihkan dirinya sendiri, kita tidak hanya memberi kesempatan pada spesies-spesies yang terancam untuk bangkit kembali, tetapi juga memberi kesempatan pada diri kita untuk menjadi lebih baik. Bayangkan bagaimana indahnya masa depan ketika anak cucu kita bisa berjalan di hutan yang lebat, mendengar suara burung yang beraneka ragam, melihat sungai yang jernih penuh dengan ikan, dan merasakan koneksi mendalam dengan alam sekitar. Ini bukanlah mimpi yang mustahil, tetapi sesuatu yang bisa kita wujudkan jika kita semua mengambil bagian dalam upaya rewilding ini.
Tentu, untuk sampai ke sana, dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan kolaborasi di berbagai tingkatan---mulai dari individu hingga pemerintah. Namun, jika kita tidak memulai sekarang, kapan lagi? Setiap tindakan kecil, seperti menanam pohon, menjaga kebersihan lingkungan, atau mendukung kebijakan perlindungan alam, dapat memberikan dampak yang besar bila dilakukan bersama-sama.
Mari kita mulai dari hal-hal yang sederhana. Kita bisa mulai dengan belajar tentang spesies asli di lingkungan kita, memahami pentingnya keanekaragaman hayati, dan mengurangi dampak negatif yang kita berikan pada alam. Kita bisa mengajak teman, keluarga, dan komunitas untuk peduli, untuk bertindak demi masa depan yang lebih hijau dan lebih liar.
Inilah yang ingin saya sampaikan: rewilding bukan hanya tugas para ahli biologi atau organisasi lingkungan besar. Ini adalah tugas kita semua. Setiap orang memiliki peran yang bisa dimainkan dalam memulihkan kembali alam liar, dalam menciptakan masa depan di mana manusia dan alam dapat hidup berdampingan secara harmonis. Jadi, mari kita rewild dunia ini, mulai dari taman di halaman belakang kita hingga hutan dan savana yang luas.
Kita harus memiliki mimpi yang besar dan berani untuk masa depan. Jika rewilding tidak bisa diselesaikan dalam satu generasi, maka kita harus memastikan bahwa generasi berikutnya siap untuk melanjutkannya. Kita perlu menanam benih harapan dan tindakan sekarang, agar kelak, generasi mendatang dapat menikmati buahnya. Dan di atas segalanya, kita perlu menyadari bahwa tindakan kita hari ini akan menentukan bagaimana bumi ini akan terlihat besok.
Dengan rewilding, kita tidak hanya berupaya memulihkan kembali alam liar, tetapi juga memulihkan rasa kemanusiaan kita yang sejati---sebuah rasa yang menghargai dan merawat kehidupan dalam segala bentuknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H