Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mencari Makna Hidup di Luar Pencapaian Pribadi

18 September 2024   08:04 Diperbarui: 18 September 2024   14:10 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup, kita sering kali dihadapkan pada berbagai pencapaian yang menggetarkan jiwa---mendaki puncak tertinggi dunia seperti Gunung Everest, membangun bisnis yang sukses dari nol, atau bahkan berdiri di atas panggung untuk memberikan presentasi di TED Talk. Saat-saat ini dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa bangga. Namun, di balik momen-momen gemilang itu, sering muncul pertanyaan: "Apakah hanya ini saja?"

Banyak dari kita menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencapai sesuatu yang kita yakini akan memberikan rasa puas dan bahagia. Namun, ketika tujuan itu tercapai, kenapa kita sering kali merasa hampa? Mungkin, yang kita cari bukan hanya sekadar pencapaian. Mungkin, kita mencari sesuatu yang lebih dalam---sesuatu yang memberikan makna sejati dalam hidup kita.

Seorang profesor dari Stanford pernah mengalami hal ini secara langsung. Dalam perjalanannya selama tujuh tahun untuk mendapatkan jabatan profesor tetap (tenure), ia bekerja tanpa henti, menghadapi tekanan yang luar biasa untuk memenuhi standar akademis yang tinggi. Hari yang diidam-idamkan itu pun tiba, dan ia akhirnya mendapatkan posisi tersebut. Namun, bukannya merasa terpenuhi, ia malah dihadapkan pada pertanyaan yang sama: "Apakah hanya ini saja?"

Pengalaman ini membawanya pada sebuah pencarian untuk memahami apa yang sebenarnya memberikan makna dalam hidup kita. Dia menemukan tiga gagasan besar yang bisa menjelaskan bagaimana kita menemukan makna yang lebih dalam: koherensi, tujuan, dan signifikansi.

Koherensi: Dunia yang Dapat Diprediksi dan Tertata

Koherensi berarti melihat dunia sebagai tempat yang dapat diprediksi dan tertata. Dalam konteks pencapaian pribadi, ini sering kali terlihat seperti mengetahui langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya, seseorang yang ingin mendaki Gunung Everest tahu bahwa ada persiapan fisik dan mental yang harus dilakukan, jalur yang harus diambil, dan risiko yang harus dihadapi. Semua ini memberikan struktur dan keteraturan dalam hidup.

Namun, meskipun pencapaian pribadi dapat memberikan perasaan bahwa dunia ini teratur, ada batasannya. Pencapaian seperti itu sering kali terbatas pada lingkup pribadi, tidak cukup untuk menjelaskan ketidakpastian dan kompleksitas hidup secara keseluruhan. Di sinilah, koherensi saja tidak cukup untuk memberikan makna yang sejati.

Tujuan: Mengarahkan Hidup ke Depan

Tujuan adalah gagasan tentang menetapkan sasaran yang berorientasi ke masa depan yang mengarahkan tindakan kita setiap hari. Pencapaian pribadi sering kali sejalan dengan gagasan ini. Misalnya, seorang pengusaha yang membangun bisnisnya dari nol memiliki tujuan yang jelas: membuat perusahaan yang sukses, menghasilkan produk yang dibutuhkan orang, dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Tetapi, tujuan ini sering kali berpusat pada diri sendiri---apa yang bisa kita capai, apa yang bisa kita lakukan, dan apa yang bisa kita banggakan. Saat kita mencapai tujuan tersebut, mungkin kita merasakan kebahagiaan sementara. Namun, ketika kebahagiaan itu memudar, muncul pertanyaan kembali: "Apa yang berikutnya?" Tujuan ini, meskipun penting, belum tentu memberikan makna yang lebih dalam.

Signifikansi: Melampaui Diri Sendiri

Di antara tiga gagasan besar ini, signifikansi mungkin yang paling penting. Signifikansi berarti melampaui diri sendiri dan memiliki dampak yang meluas di luar diri kita. Ini adalah tentang bagaimana kita dapat berarti bagi orang lain, bagaimana kita bisa berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Dalam konteks pencapaian pribadi, kita sering kali fokus pada diri kita sendiri---apa yang bisa kita capai, bagaimana kita bisa lebih baik, lebih sukses, lebih hebat. Namun, saat kita melihat hidup sebagai sesuatu yang hanya tentang diri kita, kita kehilangan dimensi penting dari makna. Kita perlu melihat ke luar, melampaui diri kita, untuk menemukan signifikansi yang sebenarnya.

Profesor tersebut menemukan signifikansi ini dalam hubungannya dengan mahasiswa PhD yang ia bimbing. Salah satu pengalaman paling bermakna dalam hidupnya adalah ketika ia menjadi mentor bagi mahasiswa pertama yang dia bimbing, Miguel Unzueta. Ia merasa terlibat dalam perjalanan Miguel, merasakan kebahagiaannya, kesulitan, dan pencapaiannya. Di sini, ia menyadari bahwa menjadi bagian dari cerita orang lain dapat memberikan rasa makna yang lebih dalam daripada pencapaian pribadi apa pun yang pernah ia raih.

Menjadi Bagian dari Cerita Orang Lain

Saat kita berbicara tentang makna dalam hidup, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya hubungan dengan orang lain. Seberapa sering kita berpikir tentang pencapaian pribadi kita, kebahagiaan kita, kesuksesan kita, dan melupakan bahwa kita hidup di dunia yang penuh dengan orang lain?

Menjadi bagian dari cerita orang lain berarti bahwa kita bukanlah "karakter utama" sepanjang waktu. Kadang, kita harus menjadi pendukung dalam hidup orang lain. Menjadi mentor, sahabat, pendengar yang baik, atau bahkan hanya seseorang yang memberikan senyuman di saat yang tepat bisa memberikan dampak yang luar biasa dalam hidup orang lain.

Profesor Stanford tersebut menyadari bahwa mentoring dan mendampingi mahasiswa-mahasiswanya lebih berarti baginya daripada pencapaian akademisnya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak hanya menemukan makna dengan berfokus pada diri sendiri, tetapi juga dengan berperan aktif dalam kehidupan orang lain.

Memahami Perbedaan Antara Pencapaian Pribadi dan Makna

Sering kali, kita membuat kesalahan dengan menganggap bahwa pencapaian pribadi sama dengan makna hidup. Pencapaian memang dapat diukur dan membawa kebahagiaan, tapi mereka tidak selalu memenuhi kebutuhan kita yang lebih dalam akan makna. Misalnya, orang tua mungkin menemukan makna dalam membesarkan anak-anak mereka, meskipun itu tidak selalu membawa kebahagiaan setiap hari.

Makna datang dari hal-hal yang mungkin tidak dapat diukur dengan mudah. Ia datang dari hubungan kita, kontribusi kita, dan dampak kita pada orang lain. Hal-hal ini sering kali sulit untuk dihitung, tetapi itulah yang membuat hidup terasa penuh dan berarti.

Bagaimana Menemukan Makna Lebih Dalam dalam Hidup?

Jadi, bagaimana kita bisa menemukan lebih banyak makna dalam hidup kita? Profesor tersebut memberikan beberapa saran yang menarik:

  1. Berpartisipasi dalam Cerita Orang Lain: Jadilah bagian dari kehidupan orang lain, bukan hanya sebagai pemeran utama dalam cerita hidup kita sendiri. Temukan cara untuk membantu, mendukung, dan memberikan dampak positif pada kehidupan orang lain.

  2. Terima Ketidaknyamanan: Mengejar makna tidak selalu membawa kebahagiaan. Kadang-kadang, ini melibatkan upaya, pengorbanan, dan bahkan rasa sakit. Namun, hal-hal ini sering kali memberikan rasa makna yang lebih dalam daripada kebahagiaan sementara.

  3. Jangan Hanya Mencari Kepuasan Pribadi: Cobalah untuk melihat di luar diri sendiri. Cari cara untuk berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar, baik itu melalui pekerjaan, komunitas, atau bahkan hanya dalam hubungan sehari-hari.

Kebutuhan yang Mendalam Akan Makna dan Koneksi

Pada akhirnya, kita semua membutuhkan makna dalam hidup kita. Kita mencari koneksi yang mendalam, rasa terima kasih, dan kemurahan hati. Saat kita berpartisipasi dalam cerita orang lain, kita menciptakan lingkaran koneksi yang mengikat kita bersama. Pencapaian pribadi memang bersifat sementara, tetapi dampak yang kita buat pada orang lain akan bertahan dan bergema sepanjang waktu.

Profesor tersebut menutup dengan sebuah pesan penting: gunakan kecemerlangan kita bukan hanya untuk keuntungan pribadi, tetapi juga untuk menerangi dunia dan membantu orang lain bersinar lebih terang. Ia berharap agar setiap orang dapat menemukan hidup yang penuh makna, yang dibentuk oleh dampak positif yang mereka miliki terhadap orang lain.

Jadi, apakah kita sudah menemukan makna sejati dalam hidup kita, atau masih terjebak dalam pencarian tanpa akhir untuk pencapaian pribadi? Mungkin saatnya untuk melihat lebih jauh ke luar diri kita, berani menjadi bagian dari cerita orang lain, dan menemukan makna yang lebih dalam yang akan terus hidup bahkan setelah kita tidak ada lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun