Sebagai pengguna motor dalam keseharian. Senang motoran sampai kemana-mana. Jarak bukan halangan. Jauh bukan alasan.
mengejar angkot? Waduh, belum pernah sama sekali. Untuk apa juga mengejar-ngejar angkot. Mending mengejar kamu. Eaaa.
Namun naik motor untukRupanya tak ada yang tak mungkin. Meski kita menghindari atau menolak, kalau Tuhan berkehendak. Bisa apa kita?
Hal tersebut yang terjadi pada saya. Akhirnya kisah saya dalam bermotor terselipi juga cerita mengejar angkot.
Kali ini angkot yang saya kejar adalah jaklingko 51 jurusan Taman Kota-Budi Luhur. Jalur keseharian saya kalau naik angkot.
Kok bisa. Bagaimana ceritanya?
Ceritanya teman saya mau main ke rumah. Tapi saya saranin naik angkot saja. Belajarlah naik angkutan umum. Cuma sekali juga naik angkotnya, dan dia setuju.Â
Ini kalo kedua teman saya naik angkutan umum. Pertama saya dampingi keliling Jakarta. Biar dia tahu kalau naik angkutan umum itu asik dan seru.
Nah, yang kedua kalinya ini dia sendiri. Saya sudah beritahu di mana turunnya. Nanti saya jemput. Karena angkotnya tidak lewat depan rumah.Â
Tapi saya lupa memberitahu untuk jangan memilih duduk di belakang sopir. Nanti kenaan nge-tap kartu penumpang. Bukan apa-apa. Dia kan baru naik angkot. Khawatir bingung atau kesal.
Benar saja. Sepanjang jalan WA kalau sibuk nge-tap kartu. Saya semangati saja.