Mohon tunggu...
Denik HarumPuspitasari
Denik HarumPuspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Kimia Undiksha

Universitas Pendidikan Ganesha, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Sejarah Fotosintesis

10 April 2022   20:25 Diperbarui: 10 April 2022   20:42 3271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

reaksi-fotosintesis-bakteri-sulfur-6252d87292cb5a5750652f72.jpg
reaksi-fotosintesis-bakteri-sulfur-6252d87292cb5a5750652f72.jpg
Kemudian, pernyataan tersebut dipertegas dengan penemuan yang ditemukan oleh Ruben dan Kamen. Mereka melakukan sebuh percobaan menggunakan air bertanda pada proses fotosintesis. Sesuai dengan namanya, yang mana pada percobaan ini dengan alat tertentu nantinya komponen oksigen (O) pada air diberi tanda agar mudah dikenali. Setelah reaksi fotosintesis tersebut berlangsung, maka didapatkanlah hasil yang membuktikan gas yang dihasilkan pada fotosintesis merupakan gas oksigen yang dilihat dari O2 bertanda tersebut sehingga itu membuktikan juga bahwa gas oksigen berasal dari pemecahan H2O bertanda. Reaksi antara energi cahaya matahari yang diserap oleh tumbuhan dengan pemecahan air dalam fotosintesis merupakan reaksi fotolisis. Oleh karena itu, didapatkanlah rumusan lengkap dari persamaan reaksi fotosintesis sebagai berikut:

reaksi-lengkap-fotosintesis-6252d89092cb5a5a9d56a9a2.jpg
reaksi-lengkap-fotosintesis-6252d89092cb5a5a9d56a9a2.jpg
Berdasarkan penjelasan di atas, maka didapatkan beberapa pengetahuan mengenai fotosintesis adalah:
  • Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh beberapa jenis bakteri dan tumbuhan.
  • Fotosintesis memerlukan energi cahaya untuk menghasilkan suatu zat gula sederhana.
  • Zat gula yang dihasilkan dari fotosintesis berbahan dasar gas karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
  • Fotosintesis menghasilkan produk sisa berupa gas oksigen (O2) dan air (H2O).
  • Fotosintesis sering kali juga disebut dengan asimilasi karbon karena membentuk zat gula dari reaksi antara gas karbondioksida dengan air.

Selanjutnya seorang ahli bernama Robert Hill berasumsi bahwa suatu kompleks reaksi terdapat perantara ke plastokinon dan lainnya dari kitokrom f ke dalam satu tahap mekanisme pembentukan karbohidrat. Yang mana plastokinon merupakan penghubung semua itu yang membutuhkan energi demi mengurangi kitokrom f. Hal ini dikarenakan kitokrom f merupakan reduktan yang baik.

Kemudian Hill melakukan percobaan lebih lanjut yang dapat membuktikan bahwa pada fotosintesis tumbuhan hijau menghasilkan oksigen. Ia mengemukakan bahwa kloroplas dapat terisolasi sehingga menghasilkan oksigen saat memperoleh pemasok pengurang tidak alami seperti Fe2(C2O4)3 atau besi (III) oksalat, benzokinon atau ferisianida setelah disinari oleh cahaya. Artinya, oksigen dapat terbentuk dari adanya reaksi antara air dengan suatu akseptor elektron dengan bantuan cahaya. Berikut merupakan persamaan reaksi yang terjadi:

reaksi-fotosintesis-hill-6252d8b5bb448634e464e1d2.jpg
reaksi-fotosintesis-hill-6252d8b5bb448634e464e1d2.jpg
Dengan A merupakan suatu akseptor elektron. Maka dari itu, dalam penerangan, suatu akseptor elektron akan berkurang dan oksigen terbentuk atau bertambah. Lebih jauh lagi kemudian Melvin Calvin dan Andrew Benson menjelaskan mengenai siklus reduksi karbon pada fotosintesis (jalur asimilasi karbon) pada tumbuhan, yang mana siklus ini dikenal sebagai siklus Clavin atau banyak juga para ahli yang menyebutnya sebagai siklus Calvin-Benson.

Tidak hanya sampai disana, beberapa ahli seperti Jan Amesz dan Louis N.M Duysens menemukan fakta bahwa klorofil a menyerap satu cahaya kemudian mengoksidasi kitokrom f. Lalu cahaya lainnya akan terserap oleh klorofil a dan pigmen-pigmen yang lain. Namun, hal ini berdampak pada pengurangan pada kitokrom sama yang telah teroksidasi dan menunjukkan bahwa dalam satu rangakaian proses fotosintesis tersebut melibatkan dua reaksi cahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun