Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

(Riding for Silaturrahmi) Dari Menjenguk si Sakit Sampai Mencicipi Mie Ayam

1 Desember 2024   21:53 Diperbarui: 1 Desember 2024   22:13 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Riding bersama teman DKT (dokumen Denik)

Akhir pekan yang cerah, apa nih yang biasa teman-teman lakukan? Kalau saya sih macam-macam. Biasanya ada kegiatan dengan teman komunitas atau ada side job lain. 

Namun untuk akhir pekan kali ini saya sengaja kosongkan kegiatan lain, sebab ingin silaturahmi dengan teman-teman di Tangerang. Mereka adalah teman-teman satu grup di Dewan Kesenian Kota Tangerang (DKT). Selama ini kita bisa bertemu dan kumpul bareng ketika ada pertemuan. 

Selebihnya komunikasi kita lebih banyak lewat WhatsApp Grup. Untuk pertemuan secara personal atau per komite cukup sulit. Ada saja halangannya. Nah, mumpung sedang ada waktu luang maka saya putuskan untuk silaturahmi mengunjungi mereka.

Utamanya sih mereka yang sakit. Kebetulan teman DKT (Mba Achi) suami dan anaknya dirawat berbarengan di rumah sakit. Sebenarnya sudah beberapa hari dirawatnya. Teman DKT lainnya juga sudah mengajak besuk. Tapi saya baru ada waktu besuknya sekarang. 

Jadilah hari Minggu pagi yang cerah, saya dan teman DKT (Mba Dwi) janjian di Rumah Sakit Tiara Tangerang tempat suami dan anak mba Achi dirawat. Tempat tinggal saya yang lebih dekat ke Jakarta, membuat saya harus berangkat lebih awal ke lokasi tujuan. 

Kalau mengecek goegle map, sekitar 1 jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Saya dan Mba Dwi meluncur ke lokasi dengan sepeda motor masing-masing. Mba Dwi sudah lebih dulu tiba di lokasi karena lebih dekat. 

Sementara saya harus melewati beberapa wilayah di Tangerang. Ciledug, Pinang, Gondrong, Cipondoh, Cikokol, dan Karawaci. Saat berangkat happy-happy saja. Di tengah perjalanan emosi mulai naik turun. Bukan karena jalanan yang macet. Melainkan ulah pemotor lain yang seenak perut.

Bayangkan, menyalip dengan kecepatan tinggi dari arah kiri. Gimana enggak bikin jantungan? Kalau enggak bisa jaga keseimbangan bisa oleng. Lalu di daerah Cipondoh. Pasangan sesama jenis dengan santainya bermesraan di atas motor dengan posisi di tengah. 

Diteriaki pengendara lain terus ngacir ngebut sekencang-kencangnya. Wah, bisa bikin kecelakaan beruntun kalau sampai menyenggol pengendara lain. Habis keduanya dimaki-maki orang. Termasuk saya ikut memaki. 

Memasuki wilayah Cikokol emosi mulai reda. Meski berjibaku dengan kendaraan besar seperti bus dan truk. Tapi laju kendaraan tersebut tidak ugal-ugalan seperti sepeda motor. Jadi cukup tenanglah.

Eh, begitu memasuki daerah Karawaci. Mulai naik lagi emosi. Bagaimana tidak? Sepeda motor tidak mau mengalah. Padahal kondisi jalanan berlubang karena ada perbaikan. Saya hati-hati sekali khawatir kejeblos lubang. Eh, ada pemotor nyalib nyaris mepet. 

Jalanan sempit masih juga disalip. Pengin nyambit rasanya. Terus ada angkot nyalip mobil pribadi dari arah kiri. Enggak dapat karena sempit. Jadilah nyerempet trotoar. Lalu dengan enaknya mundur tanpa mempedulikan sepeda motor di belakangnya. 

Yang terjadi sepeda motor di belakangnya mundur dadakan juga. Kenalah yang dibelakang pada oleng. Termasuk saya. Habis lagi kita maki-maki si sopir angkot. Untungnya lokasi yang saya tuju sudah dekat. Jadi tidak sampai larut emosinya. 

Di sana sudah stand by mba Dwi. Begitu menghubungi mba Achi, ternyata baru saja mereka keluar dari rumah sakit. Rupanya Mba Dwi tidak memberitahu kalau mau jenguk di rumah sakit. Ceritanya memberikan kejutan. Eh, malah kita yang terkejut. 

Akhirnya meluncurlah ke rumah mba Achi di daerah perum. Saya jadi tahu daerah sana. Maklum orang pinggiran. Tiba di rumah Mba Achi kita ghibah segala macam. Biasa perempuan. 

Dikediaman Mba Achi (dokumen Denik)
Dikediaman Mba Achi (dokumen Denik)
Suami mba Achi sudah pulih dan pulang lebih dulu. Anaknya baru hari ini pulang dan kondisinya sudah membaik. Alhamdulillah. Perjalanan menjenguk yang sakit berjalan lancar. Selanjutnya kita meluncur ke daerah Kebon Nanas. Silaturahmi ke teman DKT lainnya yang memilki usaha mie ayam yakni pak Tanto. 

Perjalanan menuju ke sana sempat drama juga. Karena pada saat berhenti di lokasi yang diberikan. Tidak ada warung mie ayam yang dimaksud. Begitu tanya orang di sana tidak ada yang tahu juga. 

Di kedai mie ayam pak Tanto (dokumen Denik)
Di kedai mie ayam pak Tanto (dokumen Denik)
Bingung dong. Tanya lagi ke pak Tanto. Rupanya ada di seberang jalan. Mesti putar baliklah kita. Perlu hati-hati karena saingannya kendaraan besar dan mobil pribadi yang melaju kencang ingin masuk tol. 

Alhamdulillah bisa mengatasi dan lancar. Benar saja. Lokasi mie ayamnya kita temukan. Pak Tantonya pas ada di lokasi. Jadi semuanya dapat. Jadi deh kita makan mie ayam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun