Jalanan sempit masih juga disalip. Pengin nyambit rasanya. Terus ada angkot nyalip mobil pribadi dari arah kiri. Enggak dapat karena sempit. Jadilah nyerempet trotoar. Lalu dengan enaknya mundur tanpa mempedulikan sepeda motor di belakangnya.Â
Yang terjadi sepeda motor di belakangnya mundur dadakan juga. Kenalah yang dibelakang pada oleng. Termasuk saya. Habis lagi kita maki-maki si sopir angkot. Untungnya lokasi yang saya tuju sudah dekat. Jadi tidak sampai larut emosinya.Â
Di sana sudah stand by mba Dwi. Begitu menghubungi mba Achi, ternyata baru saja mereka keluar dari rumah sakit. Rupanya Mba Dwi tidak memberitahu kalau mau jenguk di rumah sakit. Ceritanya memberikan kejutan. Eh, malah kita yang terkejut.Â
Akhirnya meluncurlah ke rumah mba Achi di daerah perum. Saya jadi tahu daerah sana. Maklum orang pinggiran. Tiba di rumah Mba Achi kita ghibah segala macam. Biasa perempuan.Â
Suami mba Achi sudah pulih dan pulang lebih dulu. Anaknya baru hari ini pulang dan kondisinya sudah membaik. Alhamdulillah. Perjalanan menjenguk yang sakit berjalan lancar. Selanjutnya kita meluncur ke daerah Kebon Nanas. Silaturahmi ke teman DKT lainnya yang memilki usaha mie ayam yakni pak Tanto.Â
Perjalanan menuju ke sana sempat drama juga. Karena pada saat berhenti di lokasi yang diberikan. Tidak ada warung mie ayam yang dimaksud. Begitu tanya orang di sana tidak ada yang tahu juga.Â
Bingung dong. Tanya lagi ke pak Tanto. Rupanya ada di seberang jalan. Mesti putar baliklah kita. Perlu hati-hati karena saingannya kendaraan besar dan mobil pribadi yang melaju kencang ingin masuk tol.Â
Alhamdulillah bisa mengatasi dan lancar. Benar saja. Lokasi mie ayamnya kita temukan. Pak Tantonya pas ada di lokasi. Jadi semuanya dapat. Jadi deh kita makan mie ayam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H