Temu kangen dengan Sahabat
Aku orang yang sangat menghargai waktu dan pertemuan. Bagiku dua momen tersebut belum  tentu bisa terulang. Maka ketika seorang sahabat dari Bandung mengabarkan ada urusan di Tangerang dan mengajak bertemu. Aku langsung mengiyakan. Namun begitu mengetahui waktu yang ditentukan, aku langsung mengernyitkan kening.Â
"Senin pukul 17.00 WIB ya? Karena pukul 20.00 WIB saya harus kembali ke Bandung," ujar si sahabat.
Aku berpikir keras. Bagaimana mengatur waktunya? Senin aku baru tiba dari Pangalengan setelah sejak hari Sabtu ada kegiatan di sana. Senin siang sampai sore aku  terapi. Namun menemui si sahabat juga keharusan. Kapan lagi? Mumpung sedang ada di Tangerang.Â
Setelah memperhitungkan waktu tempuh, akhirnya sepakat untuk bertemu di sekitar lokasi mobil travel daerah Alam Sutera. Jakarta-Tangerang di jam pulang kerja jangan ditanya macetnya. Sementara aku hanya memiliki waktu 4 jam. Terlambat sedikit mobil travelnya berangkat.
Berbekal pesan konyol seorang teman. "Ngebut tuh bukan di jalan raya yang kosong. Tapi di jalanan yang macet dan bisa tepat waktu. Itu baru rider keren."
Aku yang memang mengendarai motor dari Jakarta-Tangerang, akhirnya benar-benar berpacu dengan waktu. Aku yang belum tidur sejak perjalanan dari Bandung, sempat liyer akibat kantuk. Daripada tersungkur, aku melipir mencari tukang kopi keliling. Mengabadikan gemerlap lampu-lampu di sekitar tempatku ngopi.
Setelah rasa kantuk melipir pergi, aku lanjutkan perjalanan. My God, waktu yang tersisa hanya 15 menit? Aku langsung memacu motor dengan kecang begitu memasuki lokasi yang telah disepakati. Berhenti tepat dihadapan si sahabat yang sedang berdiri menunggu.
Akhirnya, pertemuan ini pun tercipta lagi. Temu kangen dengan seorang sahabat dari Bandung. Â Syukurnya mobil travel terlambat 15 menit. Sehingga waktu temu kangen bertambah menjadi 30 menit.
Cukuplah untuk mengukir kisah dan cerita tentang arti sahabat. Meski singkat tapi sangat berkesan. Tiba di rumah aku merasa terharu saat membuka kotak kue yang dibawa si sahabat.Â
"Wah, kesukaan aku nih. Kok bisa tahu sih?"