Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibuku Pahlawanku

10 November 2024   03:22 Diperbarui: 10 November 2024   03:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada masalah dalam urusan persalinan. Semua lancar dan nyaris tanpa sakit menurut cerita ibu. Tapi ada masalah di bayinya yaitu aku. Menurut semua yang menyaksikan, aku sudah tidak bernapas. Tapi ibuku berkeyakinan kalau aku masih hidup. 

Oleh karenanya ibu meminta untuk tidak memotong ari-ariku saat itu juga. Ibu ingin merawat aku lengkap dengan ari-arinya. Meski terlihat janggal tapi ibu tetap melakukan hal itu.

Ibu merawat aku seperti bayi-bayi pada umumnya. Meski aku diam saja tanpa reaksi apapun. Setiap hari ibu merawatku dalam diam.

Benar saja. Dalam beberapa hari ibuku melihat tanda-tanda kehidupan pada diriku. Dimulai dari dadaku yang mulai naik turun. Kemudian jari-jariku yang mulai digerak-gerakkan. Dan bibir yang bergerak-gerak seolah minta minum.

Ibu langsung memberikan ASI-nya. Ibu merasakan reaksi yang tak seperti biasanya. Bayi yang digendongnya sudah seperti bayi pada umumnya. Aku bukan lagi bayi yang divonis meninggal.

Keyakinan ibu benar. Bayinya masih hidup dan tumbuh sampai dewasa. Sampai menghantarkan dirinya meregang nyawa di pembaringan. 

Ya, aku mendampingi ibu saat beliau sakit dan menghembuskan napas. Meski sedih dan kehilangan sosok ibu yang telah berjuang mempertahankan hidupku. Namun aku merasa lega karena bisa mendampingi ibu sampai akhir hayatnya.

Tepat di hari pahlawan 10 November 2014 ibu menghembuskan napas terakhir. Ibuku telah berpulang. Ibuku telah selesai menunaikan tugasnya. Ibuku pahlawanku. Pahlawan hidupku. (Denik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun