Hampir sepekan event Kompasianival 2024 berlalu. Namun euforianya masih terasakan sampai sekarang. "Belum bisa move on dari Kompasianival 2024," demikian status teman-teman Kompasianer.
Memang benar. Tidak mudah melupakan gegap gempita berkumpulnya para blogger Kompasianer dari seluruh penjuru Nusantara. Bagi Kompasianer yang sering berjumpa saja terasa spesial momen Kompasianival tuh.
Apalagi bagi Kompasianer yang belum pernah bertemu dan mengikuti acara kopdaran. Pastinya memiliki kesan tersendiri. Pokoknya istimewalah. Terutama bagi para Kompasianer yang terpilih sebagai nomine dari tiap kategori.
Saya pribadi meski bukan sebagai nomine tetap memiliki kesan tersendiri. Ada beberapa hal yang saya dapatkan dari perhelatan kompasianval 2024. Salah satunya adalah belajar arti profesionalisme.Â
Ya, belajar profesional. Dalam perhelatan Kompasianival 2024 kali ini saya mendapat kesempatan untuk tampil di atas panggung untuk membaca cerpen. Semua berawal dari informasi tentang adanya Story' Slam Competition.
Salah satu program yang diadakan jelang Kompasianival 2024. Dalam kompetisi ini Kompasianer dipersilakan mengirimkan cerpen karyanya sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Nantinya akan dipilih 5 karya terbaik.Â
Nah, Kompasianer terpilih akan tampil membacakan karyanya tersebut di panggung Kompasianival 2024. Saya penasaran dong. Karena merasa punya karya berupa cerpen. Kira-kira cerpen saya bisa diperhitungkan tidak nih? Atas dasar penasaran akhirnya saya kirim cerpen yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
Setelahnya lupa. Tidak mengecek pengumuman dan lain-lain. Tiba-tiba mendapat pesan di WA yang mengabarkan kalau saya menjadi salah satu peserta terpilih. Wah, senang dong. Berarti karya saya cukup okelah untuk dibacakan.Â
Maka saya pun mengiyakan begitu ditanya apakah bersedia hadir dan tampil membacakan cerpen karya sendiri tersebut. Segala rencana segera disusun guna memaksimalkan penampilan saya nantinya. Terutama soal intonasi. Intinya harus latihanlah.
Rupanya niat tinggal niat. Di perjalanan ada "drama" yang sungguh tak terduga. Membuat semua rencana yang telah disusun ambyar. Bahkan hampir menyita seluruh waktu saya. Cerita tentang "drama" tersebut bisa baca di sini ya?
https://www.kompasiana.com/denik13/6727314a34777c6f97566132/ada-drama-jelang-kompasianival-2024
Ya, saya harus mengurus BESTie yang sakit. Yang belum pulih sampai hari H acara Kompasianival 2024. Di tengah suasana hati yang tidak menentu. Kondisi fisik yang up down. Saya harus tetap hadir dan tampil prima di atas panggung.Â
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan saya saat itu? Cerita tentang rasa itu bisa baca di sini ya?
Sebenarnya bisa saja saya batal hadir. Cukup mengatakan bahwa situasi dan kondisinya tidak memungkinkan karena sedang mengurus orang sakit. Tapi tidak saya lakukan? Kenapa? Sebab secara fisik saya masih bisa berjalan. Hanya saja tidak dalam kondisi prima.
Kedua, saya sudah menyanggupi sejak awal pemberitahuan. Maka saya harus bisa menjaga kata-kata tersebut. Bisa menjaga komitmenlah. Manusia itu kan yang dipegang kata-katanya.
Ketiga, musibah yang terjadi bukan kehendak kita. Semua sudah dalam perencanaan Tuhan. Terjadinya musibah setelah saya menyanggupi semua. Lagi-lagi saya harus bisa menjaga komitmen.
Di sinil saya belajar arti profesionalisme. Yang mana profesionalisme memiliki makna sikap atau perilaku orang yang profesional. Adapun ciri-ciri orang yang profesional adalah:
- Bertanggungjawab
- Tepat waktu
- Mampu bekerja sama dalam tim
- Mampu beradaptasi dalam segala suasana
- Mampu berkomunikasi secara baik dan efektif
- Memiliki integritas
Saya harus bertanggungjawab atas apa-apa yang sudah disepakati. Saya harus bisa bersikap profesional. Kompasianival 2024 mengajarkan hal tersebut. Terima kasih Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H