Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku Bersama Sepatu BATA

11 Mei 2024   07:51 Diperbarui: 11 Mei 2024   07:54 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BATA masuk ke Indonesia tahun 1931. Jauh sebelum Indonesia merdeka. Tujuan perwakilan BATA datang ke Indonesia untuk menjalin kerjasama yang waktu itu masih di bawah kekuasaan Nederland.

Tahun 1940 BATA mendirikan pabrik di Indonesia, tepatnya di daerah Kalibata, Jakarta Selatan. Sejak itu produksi sepatu BATA di Indonesia meningkat dan cukup bersaing dengan produk-produk lainnya.

Tahun 1994 BATA membangun pabrik yang cukup besar di daerah Purwakarta. Adapun pabrik BATA di Kalibata tutup. Selama kurun waktu 30 tahun pabrik BATA di Purwakarta tersebut menjadi pemasok utama sepatu BATA di Indonesia.

Bayangkan? 30 tahun. Sejak Indonesia belum merdeka. Wajar jika orang beranggapan sebagai produk asli Indonesia. 

Kisahku Bersama BATA

Saya mengenal sepatu BATA sejak kecil. Pengaruh orangtua sih. Bagaimana tidak? Kalau tiap dibelikan sepatu, baik itu sepatu sekolah atau sepatu untuk jalan-jalan, selalu merek BATA.

Saya kecil mana ngeh urusan merek sepatu. Yang penting nyama dipakai. Beres. Setelah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri barulah mulai melirik-lirik merek sepatu lain.

Namun tetap tidak meninggalkan sepatu merek BATA. Mungkin karena sudah terbiasa ya? Ditambah komentar bapak yang terkadang suka menyudutkan.

"Sepatu apa yang kamu beli barusan?"

Saya pun menyebut merek sepatu yang ditanyakan oleh Bapak. 

"Kenapa enggak beli yang merek BATA? Apik. Modelnya sederhana dan awet."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun