Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Perjuangan Berburu Lontong Tahu Gimbal Khas Semarang

3 Januari 2024   10:41 Diperbarui: 3 Januari 2024   10:43 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontong tahu khas Semarang (dok. Denik)

Kuliner. Aktivis yang tidak boleh dilewatkan manakala berada di sebuah daerah yang jarang atau belum pernah dikunjungi. Mencicipi makanan khas daerah tersebut memberi sensasi tersendiri.

Tak jarang lidah kita jadi ketagihan dengan makanan khas tersebut. Maka ketika kembali ke rumah rasa rindu itu pun bisa muncul sewaktu-waktu.

Seperti yang saya alami. Tiba-tiba saja pengin sekali makan lontong tahu gimbal. Makanan khas Semarang yang lezat.

Isinya lontong, tahu goreng diiris-iris, tauge dan irisan kol serta udang gimbal (udang tepung). Semua isian tersebut diaduk dengan bumbu kacang dan petis. Hmmm, yummy.

Masalahnya di mana coba nyarinya? Goegling dong. Ada sih, tapi jauh-jauh. Ada yang terdekat dari rumah, tapi antrenya minta ampun. Tiga kali balik masih panjang antreannya.

Ya sudah pulang lagi. Masa mau makan saja mesti menunggu lama. Sampai akhirnya tengah malam saya harus keluar karena ada urusan keluarga. Melintas di depan tukang lontong tahunya kok masih buka. 

Saya tanya dong. "Tutup jam berapa memangnya, Pak? Jam segini belum tutup?"

"Jam 2an, Mba."

"Oalaaah. Ya sudah nanti saya mampir deh Pak."

Saya pun segera memacu motor untuk menyelesaikan urusan. Begitu selesai. Saya mampir ke tempat jualan lontong tahu tadi. Ada satu orang yang makan di tempat.

Saya pun segera memesan satu porsi. Tak perlu menunggu lama pesanan saya pun jadi. Sayang udang gimbalnya sudah habis.

Tak apalah, setidaknya keinginan saya terwujud untuk makan lontong tahu khas Semarang tanpa harus ke tempat asalnya.

Tak masalah tengah malam juga. Yang penting tidak harus mengantre. Makannya lebih bisa menikmati. Tidak diburu-buru. Apalagi minumannya teh jahe sereh hangat. Wah, enak tenan kok.

Saya jadi ingat saat mencicipi lontong tahu gimbal pertama kali di Semarang. Juga tengah malam seperti ini. Usai jalan-jalan keliling kota menikmati Semarang malam hari. 

Perut lapar dan melihat tukang lontong tahu gimbal. Langsung kita datangi. Ternyata nikmat sekali. Lapar dan dinginnya malam perpaduan pas untuk menikmati kelezatan makanan khas suatu daerah. Kata saya sih. 

Hal tersebut terulang lagi di sini. Di balik antrean sore tadi rupanya Tuhan persiapkan suasana seperti ini. Tuhan memang maha baik kok. Kitanya saja yang suka menggerutu.

Akhirnya tak hanya rindu yang harus dituntaskan. Kuliner khas daerah pun harus diburu. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun