Tak apalah, setidaknya keinginan saya terwujud untuk makan lontong tahu khas Semarang tanpa harus ke tempat asalnya.
Tak masalah tengah malam juga. Yang penting tidak harus mengantre. Makannya lebih bisa menikmati. Tidak diburu-buru. Apalagi minumannya teh jahe sereh hangat. Wah, enak tenan kok.
Saya jadi ingat saat mencicipi lontong tahu gimbal pertama kali di Semarang. Juga tengah malam seperti ini. Usai jalan-jalan keliling kota menikmati Semarang malam hari.Â
Perut lapar dan melihat tukang lontong tahu gimbal. Langsung kita datangi. Ternyata nikmat sekali. Lapar dan dinginnya malam perpaduan pas untuk menikmati kelezatan makanan khas suatu daerah. Kata saya sih.Â
Hal tersebut terulang lagi di sini. Di balik antrean sore tadi rupanya Tuhan persiapkan suasana seperti ini. Tuhan memang maha baik kok. Kitanya saja yang suka menggerutu.
Akhirnya tak hanya rindu yang harus dituntaskan. Kuliner khas daerah pun harus diburu. (EP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI