Setelah 36 tahun, film Top Gun kembali dirilis dengan Tom Cruise sebagai aktor utamanya juga. Sosoknya tidak berubah meski film tersebut telah melampaui 36 tahun. Namun yang sangat mencuri perhatian saya adalah akting laga Tom Cruise. Tetap terlihat keren dan mantap di usia yang tidak muda lagi.
Tom Cruise kelahiran 3 Juli 1962, berarti pada saat rilis film Top Gun: Marverick tahun 2022 sudah berusia 60 tahun. Kemudian rilis Film Mission Impossible 7 Dead Reckoning part One tahun 2023 berusia 61 tahun. Usia yang di Indonesia masuk dalam kategori lansia.
Pandangan umum masyarakat terhadap lansia adalah lemah dan sakit-sakitan. Sementara seorang Tom Cruise justru moncer dengan aksi laganya. Apa tidak keren nih fisik Tom Cruise dan juga pengarah adegan actionnya?
Nah, hal tersebut yang membuat saya bersemangat untuk mengetahui tentang trik akting film action yang diadakan oleh Hollywood Acting School dengan mentor Sapta Taliwang. Meski untuk ukuran usia, saya paling senior dibandingkan dengan peserta lain.
"Ah, Tom Cruise aja 60 tahun bisa kok. Tanpa stuntman atau pemeran pengganti. Saya sih terhitung muda dibanding Tom Cruise. Jadi bisalah."
Berbekal semangat itulah saya mengikuti dengan seksama trik-trik yang diberikan oleh Bang Sapta, demikian saya memanggilnya. Seorang aktor dan juga pengarah adegan perkelahian untuk film laga. Salah satunya film laga seri Serigala Terakhir yang dibintangi oleh Abimana Aryasatya.
Sebelum dimulai, ada beberapa kata sambutan yang diberikan oleh bapak Shankar Rs selaku founder dari Hollywood Acting Shcool. Selanjutnya pembahasan singkat tentang apa dan bagaimana adegan perkelahian dalam film laga oleh bang Sapta."Semua hanya akting. Pura-pura. Bukan memukul atau menendang betulan. Tapi bagaimana semua itu terlihat indah dan seolah-olah nyata dalam kamera. Itu yang akan kita pelajari," ujar bang Sapta.
Sebelum memasuki sesi inti, adegan perkelahian satu lawan satu. Para peserta diajak melakukan pemanasan fisik terlebih dulu.ÂBaru kemudian diajarkan cara memukul dan menendang dalam akting. Tentu saja berbeda dengan cara-cara pukulan dan tendangan dalam bela diri sesungguhnya.
Juga trik atau adegan ketika kita dipukul atau ditendang. Harus bagaimana ekspresi kita? Sehingga pada saat di shoot atau masuk dalam kamera, ekspresi kesakitannya seolah-olah nyata juga. Â"Oh, begini toh triknya?"
Terlihat mudah tapi tidak mudah juga ketika dipraktekkan. Mungkin karena belum terbiasa. Seru sih. Apalagi pada saat praktek berpasangan. Berhubung kita belum saling mengenal, agak bingung juga mau berpasangan dengan siapa?
Begitu dapat pasangan, ada yang sungkan dan malu-malu pada saat ingin memukul. Ada yang terlihat kaku. Ada yang sudah lentur karena terbiasa latihan bela diri. Macam-macam karakterlah.Saya pribadi terakhir berpasangan dengan peserta yang masih remaja. Awalnya ia tidak enak. Saya bilang, "Sudah, anggap saja kita seperti ibu dan anak yang bermusuhan."