Film action atau film laga. Salah satu genre film yang saya sukai.
Film yang para pemainnya terlibat pertarungan atau perkelahian sehingga membuat penonton tegang. Bahkan terbawa emosi untuk ikut menghajar si penjahat dalam film tersebut.
Aktor laga Indonesia yang sangat ikonik adalah Barry Prima dengan film Jaka Sembung. Ratno Timoer dengan film Si Buta Dari Gua Hantu. Belakangan ada nama Iko Uwais dan Joe Taslim yang dikenal lewat film The Raid.
Keduanya bahkan sudah terlibat dalam film laga dunia. Akting Iko Uwais bisa disaksikan dalam film  Expendables 4 yang bertarung dengan Sylvester Stallone. Sedangkan Joe Taslim dalam film Mortal Kombat.
Sementara aktor laga dunia yang ikonik adalah Sylvester Stallone, Arnold Schwarzenegger, Jean Claude van Damme, Bruce Lee dan Jackie Chan. Siapa yang tak mengenal mereka?
Bisa jadi salah satu dari mereka merupakan sosok inspiratif yang membuat kita ingin belajar bela diri. Bahkan ingin menjadi aktor laga juga. Kenapa tidak? Karena memang aksi mereka sangat memesona sebagai sosok jagoan.
Saya penggemar film-film mereka. Namun bukan aktor-aktor tersebut yang tiba-tiba membuat saya ingin mengetahui gini-gitunya film laga. Melainkan aktor Hollywood Tom Cruise-lah yang mencuri perhatian saya lewat aksinya dalam film Mission Impossible dan Top Gun.
Lewat film tersebut nama Tom Cruise kembali mencuri perhatian para sineas film Hollywood. Hingga menjadikan Tom Cruise salah satu aktor yang brilian. Sebelumnya nama Tom Cruise memang sudah dikenal sejak era 80-an lewat film Top Gun.
Film Tom selanjutnya lebih banyak kearah drama romantis. Filmnya yang berpasangan dengan Nicole Kidman bahkan membawa keduanya sampai kejenjang pernikahan. Sayang hubungan keduanya kandas.
Karir Tom Cruise sempat meredup. Hanya berita dan gosip hubungannya dengan beberapa aktris yang ramai disorot. Kemudian Tom menikah untuk kedua kalinya dengan aktris Katie Holmes dan dikarunia seorang putri. Sayang hubungan keduanya kembali kandas.
Di tengah badai rumah tangga yang menghantam kehidupan pribadinya. Tom Cruise kembali bangkit membangun karirnya di film. Adalah film Top Gun: Marverick yang kembali mengharumkan namanya di dunia perfilman.
Film Top Gun: Marverick yang rilis tahun 2022 merupakan film nostalgia bagi Tom dan penggemarnya. Karena film Top Gun merupakan film tahun 1986 yang membuat dirinya digilai oleh remaja masa itu. Seorang pilot yang tampan, keren, dan jago berkelahi.
Setelah 36 tahun, film Top Gun kembali dirilis dengan Tom Cruise sebagai aktor utamanya juga. Sosoknya tidak berubah meski film tersebut telah melampaui 36 tahun. Namun yang sangat mencuri perhatian saya adalah akting laga Tom Cruise. Tetap terlihat keren dan mantap di usia yang tidak muda lagi.
Tom Cruise kelahiran 3 Juli 1962, berarti pada saat rilis film Top Gun: Marverick tahun 2022 sudah berusia 60 tahun. Kemudian rilis Film Mission Impossible 7 Dead Reckoning part One tahun 2023 berusia 61 tahun. Usia yang di Indonesia masuk dalam kategori lansia.
Pandangan umum masyarakat terhadap lansia adalah lemah dan sakit-sakitan. Sementara seorang Tom Cruise justru moncer dengan aksi laganya. Apa tidak keren nih fisik Tom Cruise dan juga pengarah adegan actionnya?
Nah, hal tersebut yang membuat saya bersemangat untuk mengetahui tentang trik akting film action yang diadakan oleh Hollywood Acting School dengan mentor Sapta Taliwang. Meski untuk ukuran usia, saya paling senior dibandingkan dengan peserta lain.
"Ah, Tom Cruise aja 60 tahun bisa kok. Tanpa stuntman atau pemeran pengganti. Saya sih terhitung muda dibanding Tom Cruise. Jadi bisalah."
Berbekal semangat itulah saya mengikuti dengan seksama trik-trik yang diberikan oleh Bang Sapta, demikian saya memanggilnya. Seorang aktor dan juga pengarah adegan perkelahian untuk film laga. Salah satunya film laga seri Serigala Terakhir yang dibintangi oleh Abimana Aryasatya.
"Semua hanya akting. Pura-pura. Bukan memukul atau menendang betulan. Tapi bagaimana semua itu terlihat indah dan seolah-olah nyata dalam kamera. Itu yang akan kita pelajari," ujar bang Sapta.
Baru kemudian diajarkan cara memukul dan menendang dalam akting. Tentu saja berbeda dengan cara-cara pukulan dan tendangan dalam bela diri sesungguhnya.
"Oh, begini toh triknya?"
Terlihat mudah tapi tidak mudah juga ketika dipraktekkan. Mungkin karena belum terbiasa. Seru sih. Apalagi pada saat praktek berpasangan. Berhubung kita belum saling mengenal, agak bingung juga mau berpasangan dengan siapa?
Saya pribadi terakhir berpasangan dengan peserta yang masih remaja. Awalnya ia tidak enak. Saya bilang, "Sudah, anggap saja kita seperti ibu dan anak yang bermusuhan."
Jadi ketika saya serang ia melawan. Demikian sebaliknya. Lama-lama asik juga dan klik adegan perkelahian kita.
"Oke," sahut saya.
Kemudian bang Sapta mengarahkan si remaja tersebut untuk menggabung adegan mengelak dengan gerakan dasar menari yang ia miliki. Jadi terlihat lebih indah.
Kak Dendi dan kak Zaki sebagai asisten mentor membantu memperbaiki gerakan para peserta yang kurang bagus. Terakhir sih saya melakukan adegan perkelahian dengan kak Dendi. Saya bagian menyerang dan kak Dendi yang jadi korban.
Wah, akhir pekan yang menyenangkan deh. Seru sekali. Mendapatkan teman-teman baru. Ilmu baru.
Eh, siapa tahu dapat peran baru. Yah, siapa tahu loh. Namanya rezeki ya?
Ini akhir pekanku di Hollywood Acting School. Bersama bang Sapta Taliwang mengulik trik akting film laga. Bagaimana dengan akhir pekan kalian? (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
