Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lakonmu Opo? Sisi Lain Sari Koeswoyo

30 Agustus 2023   09:51 Diperbarui: 30 Agustus 2023   10:24 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sari Koeswoyo menjelaskan dengan detail tiap-tiap lukisannya ( Dok. Denik)

SARI KOESWOYO.  Saat mendengar namanya memori kita pasti langsung tertuju pada satu ikon, yaitu mantan penyanyi cilik. Ya, Sari Koeswoyo memang mantan penyanyi cilik dengan lagu hitsnya Kemarau.
Mengawali karir sebagai penyanyi cilik pada tahun 1978. Tentu generasi tahun 70-an tidak asing dengan sosok Sari Koeswoyo.  Namanya berkibar di antara nama-nama penyanyi cilik lainnya seperti Chica Koeswoyo, Adi Bing Slamet, Yoan Tanamal dan seterusnya.

Namun yang mendasari saya untuk menghadiri Gelar Karya Tunggal Sari Koeswoyo, Lakonmu Opo? Event KOTEKA Trip 9 dengan Sari Koeswoyo bukan untuk mengulik sosoknya sebagai mantan penyanyi cilik. Melainkan sosoknya sebagai perupa.

Ini sangat menarik. Sebab kebanyakan orang begitu disebut nama Sari Koeswoyo langsung nyletuk.

"Oh, yang dulunya penyanyi cilik itu ya?"

Maka yang ingin diketahui tentang karir menyanyinya dulu dan kini.

Tidak salah. Tapi itu dulu. Sari sekarang yang akan dijumpai adalah sosok perupa yang karyanya akan dinikmati bersama teman-teman KOTEKA, melalui Gelar Tunggal Karya Sari Koeswoyo "Lakonmu Opo?"

Lakonmu Opo? Memamerkan karya Sari Koeswoyo berupa lukisan. Yang mana goresan dalam kanvas lukis tersebut memiliki cerita masing-masing. Mulai dari lukisan yang berjudul Mbok Mbik (Mbok Emban), Bukan Wani ditata ( PerEMPUan), sampai Wahyu Temurun.

Sari Koeswoyo menjelaskan dengan detail tiap-tiap lukisannya ( Dok. Denik)
Sari Koeswoyo menjelaskan dengan detail tiap-tiap lukisannya ( Dok. Denik)
Menariknya lagi, cerita dan kisah yang ia tuangkan dalam kanvas berbentuk wayang. Sebuah kisah yang tak asing bagi Sari Koeswoyo. Sejak kecil ia kerap didongengkan tentang wayang oleh sang ayah.

Urusan coret mencoret alias melukis bukan hal baru bagi Sari.  Sudah lama ia tekuni hobi tersebut, tapi baru tahun 2022 ia benar-benar serius melukis di kanvas hingga terlaksana sebuah pameran tunggal.

"Lha, itu yang mengkompiri!" tunjuk Sari Koeswoyo pada sosok perempuan manis bernama Kana Fuddy Prakoso.

Saya dengan Mba Kana (dok.Denik)
Saya dengan Mba Kana (dok.Denik)
"Saya bukannya tidak ingin memamerkan karya. Tapi masih nanti dulu deh. Kalau beramai-ramai masih okelah. Eh, dari ngobrol dan curhat-curhatan. Tercetuslah ide untuk menggelar karya tunggal ini.'

"Saya sangat berterima kasih sekali pada Kana yang mengkompori. Hingga tepat di hari ulang tahun saya pada 20 Agustus 2023 gelar karya tunggal ini terlaksana."

Nah, sesuatu yang beda bukan. Sebagai penikmat wayang. Meski bukan yang paham sekali. Beberapa tokoh pewayangan cukup familiar juga di telinga saya.

Maka tergelitik hati ini untuk mengetahui, siapa tokoh pewayangan yang dikagumi oleh seorang Sari Koeswoyo.

Sari Koeswoyo menunjukkan tato Laksmi (dok.Denik)
Sari Koeswoyo menunjukkan tato Laksmi (dok.Denik)

"Dewi Laksmi," sambil memamerkan tato sang Dewi di lengan kirinya.

Wow. Luar biasa sekali totalitasnya dalam mengagumi sosok sang Dewi. Tapi tidak salah sih.  Sebab Dewi Laksmi melambangkan kemakmuran, keberuntungan, kesuburan, kecantikan, cinta, dan pengetahuan.

Saya semakin tertarik untuk mengulik lebih jauh tentang pewayangan dengannya. Sayang karena keterbatasan waktu, pertemuan ini pun harus diakhiri. Mba Gana selaku ketua KOTEKA pun akan bersiap-siap untuk terbang kembali ke Jerman.

Akhir pekan yang manis di Ruang Garasi Gandaria. Mendengar langsung penjelasan dari sang perupa tentang karya yang digelarnya. Yang tidak ada 24 jam dalam  menggoreskan kehaluaannya ke dalam kanvas. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun