"Ya, benerlah. Ini gue ngalamin sendiri," sahut teman saya.
"Eh, coba cek saldo gopaynya? Masih ada gak? Masuk gak?" tanya saya merasa penasaran.
Kalau dari cerita yang saya baca, kisah semacam ini ketika membayar dengan uang maka begitu si penumpang gaib tersebut hilang, uangnya berubah menjadi daun.
"Masih ada nih. Masuk kok, " kata teman saya.
Berarti reel. Nyata. Di era digital ini si penghuni jeruk purut ingin merasakan juga rasanya naik ojol.
Kisah ini diawali dari orderan yang masuk di akun driver teman saya. Usai ia menurunkan penumpang di daerah Pluit. Arah tujuan lumayan jauh, ke Cilandak. Argo lumayan besar. Jadi diambil.
Waktu menunjukkan pukul 22.30 WIB. Jalanan tidak terlalu macet. Jadi meski di chat tidak menjawab, tapi teman saya tetap menjemputnya sesuai titik yang diberikan.
"Argonya gede, ambil sajalah."
Begitu pikir teman saya. Titik penjemputan rupanya di tepi Jalan yang sepi. Si penumpang perempuan mengenakan gaun putih. Begitu dikonfirmasi dan menjawab iya, bahwa arah tujuan sesuai map. Teman saya langsung memacu sepeda motornya begitu si penumpang sudah naik ke atas motor.
Sepanjang perjalanan teman saya hanya fokus di map. Jadi tidak ngobrol sama sekali. Begitu tiba ditujuan kok gerbang makam jeruk purut, teman saya mulai tidak enak hati.
"Ini bener di sini Bu alamatnya?"
"Iya. Masuk saja sampai ke tengah."