Riding for Tourism Religion: Menjemput Senja di Masjid At-Thohir

Depok. Salah satu kota penyanggah ibu kota yang sudah berapa puluh kali saya kunjungi. Sejak lulus SLTA bolak-balik ke UI Depok untuk mengurus biaya administrasi keikutsertaan UMPT di sana.

Setelah mengajar, bolak-balik ke Depok lagi untuk mengikuti pendidikan guru. Kemudian mengantar teman mencari kost-kostan yang dekat dengan fakultas Teknik UI.

Begitu aktif di komunitas literasi, bolak-balik ke Depok lagi untuk meeting, dan  meet up. Karena sebagian adminnya tinggal di Depok. Tanpa disadari bolak-balik ke Depok lagi.

Ketika kesadaran itu muncul barulah timbul pertanyaan dalam hati.

"Ternyata gue belum eksplore Depok ya?"

Akhirnya kesempatan itu tiba juga. Lebaran hari ke-3 saya pergunakan untuk mengunjungi teman di Depok. Kebetulan Idul Fitri 2023 ini saya tidak mudik. Jadi bisa berkunjung ke sana dan kemari.

Seperti biasa, dari rumah di Tangerang saya mengendarai motor menuju Depok. Karena satu dan lain hal, saya baru berangkat dari rumah sekitar pukul 10- an pagi.

Sampai di Depok siang sekali dengan cuaca yang sangat panas sekali. Mengunjungi rumah temannya sebentar-sebentar saja. Ada tiga teman yang saya kunjungi di sana.

Sekitar pukul 4 sore saya baru meluncur menuju masjid At-Thohir di Cimanggis, Depok Dua. Di pandu oleh Mbah Google melalui mapsnya, sekitar pukul 5 sore kurang sedikit saya tiba di tujuan. Lumayan jauh dari rumah teman di daerah Beji.

Tiba di lokasi, saya langsung dibuat kagum dengan kemegahan bangunan masjid yang terpampang di depan mata.

"Wah, bagus ya?"

Dokumen pribadi

Saya sudah tak sabar untuk merasakan salat di masjid tersebut. Dengan cepat saya menuju parkiran motor. Baru saja selesai merapikan jaket dan helm, hujan turun dengan tiba-tiba.

Saya pun bergegas berlari ke arah masjid. Kenapa tidak berteduh di dekat parkiran? Pertimbangkan saya kalau hujannya awet, saya merasa tenang sudah di dalam masjid. Bisa salat dan lain-lain.

Suasana di teras masjid penuh orang. Hanya sebagian yang berada di dalam masjid untuk salat. Jadi cukup puas saya mengamati bagian dalam masjid.

"Memang bagus dan megah."

Saya jadi iri dengan pak Erik Thohir. Enak ya beliau bisa mempersembahkan sebuah masjid untuk orang tuanya.

Untuk diketahui, masjid At-Thohir memang dibangun oleh Menteri BUMN Erik Thohir dan didedikasikan bagi sang ayah. Terharu rasanya. Bisa berbakti kepada orang tua sedemikian rupa.

Apalagi masjid At-Thohir diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada  9 Maret 2022. Dengan arsitektur bergaya klasik modern dengan dominasi warna putih, masjid At Thohir bisa menampung jamaah hingga 1.976 di bagian dalam masjid dan 1.395 jamaah di bagian luar masjid.

Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 2,8 hektin, memiliki satu kubah besar yang dikelilingi oleh kubah-kubah dengan ukuran kecil dan sedang. Serta 4 menara dengan tinggi 40 meter.

Masjid dengan dua lantai ini menempatkan tempat wudhunya  di lantai bawah. Lengkap dengan kamar mandi, loker penitipan barang, dan tempat meminjam mukena.

Jadi lantai atas memang benar-benar bersih. Hanya ada rak sepatu di bagian luar dan rak Al-Qur'an di bagian dalam masjid. 

Saat malam tiba, lampu masjidnya berubah-ubah warna. Yang saya lihat adalah warna merah, hijau, dan biru. Entah kalau lebih malam lagi.

Dokumen pribadi

Karena saya hanya sampai senja menikmati keindahan masjid At-Thohir. Mengingat perjalanan saya masih panjang menuju arah pulang ke Tangerang. Apalagi hujannya cukup awet. Jadi harus segera pulang.

Kelak harus berkunjung lagi nih biar lebih puas. Inilah salah satu wisata religi yang bisa Anda kunjungi di Depok. Masjid At-Thohir yang beralamat di Jalan Mochamad Thohir, Tapos, Kecamatan Tapos, Kota Depok.

Meski lumayan jauh dari Jalan Margonda Raya, Depok untuk menuju masjid tersebut. Dan sangat jauh dari rumah saya di Tangerang. Tapi saya sangat puas bisa menikmati senja di sana.

Apalagi kalau menimati senjanya bareng yang tersayang. Wuih, syahdu. Yuk, yuk ajak kesayangan Anda ke sana. (EP)