Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengenang Masa-masa Indah Transit di Terminal Blok M

2 April 2023   23:12 Diperbarui: 2 April 2023   23:35 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu lajur di terminy Blok M (dokpri)

Terminal Blok M. Duh, mendengar namanya jadi terlempar ke masa lalu. Masa-masa indah transit di terminal Blok M.

Sebagai pelajar yang tinggalnya di Tangerang dan sekolah di Jakarta. Terminal Blok M menjadi persinggahan sehari-hari.

Bagaimana tidak? Karena setiap hari saya harus naik bus menuju terminal Blok M, untuk selanjutnya naik bus lagi menuju arah sekolah.

Berhubung sekolah saya di wilayah Jakarta Barat. Maka bus yang saya naiki adalah jurusan Grogol atau Kalideres.

Baik itu bus PPD, Patas AC, Metromini, atau Kopaja. Pokoknya harus yang melintasi daerah Slipi.

Lajur di terminal Blok M (dokpri)
Lajur di terminal Blok M (dokpri)

Sepulang sekolah begitu transit di terminal Blok M, saya tidak langsung pulang ke rumah. Main dan jalan-jalan dulu di sekitar Blok M.

Sebelum terminal Blok M direnovasi menjadi seperti sekarang, biasanya saya jalan-jalanbya ke Blok M Plaza, Melawai, Gelanggang remaja Bulungan, atau Pasar Raya.

Setelah terminal Blok M selesai direnovasi dan dibuat ada lobi terminal bawah tanah serta mall di lorong terminal, saya jalan-jalannya ke sana.

Sebab tidak perlu keluar terminal lagi. Cukup turun ke lobi sudah banyak yang dilihat. Segala macam pedagang bisa dijumpai di sana. Ingin makan apa saja juga ada.

Menuju lobi terminal (dokpri)
Menuju lobi terminal (dokpri)

Terminal Blok M benar-benar surga belanja dan tempat asik untuk kongkow bareng teman-teman. Kalau sudah begitu bisa lupa pulang. Tahu-tahu sudah malam.

Suasana malam di terminal Blok M semakin malam semakin ramai. Jadi meski kemalaman tidak terlalu khawatir akan sendirian.

Yang jadi masalah adalah kendaraan yang ke arah Tangerang. Biasanya sudah penuh oleh orang yang pulang kerja. Kalau sudah begini yang namanya pelajar tersisihkan.

Jadilah semakin malam saya pulang ke rumah. Belum lagi terkena macet di jalan. Wah, pokoknya seperjuangan sekali zaman sekolah dulu.

Meski begitu rasanya senang-senang saja. Walau esoknya mesti bangun dan berangkat pagi-pagi sekali. Karena saya jalani semua dengan senang hati dan riang gembira.

Setelah lulus sekolah dan mulai bekerja dipelbagai tempat. Perlahan-lahan   terminal Blok M sudah bukan tempat persinggahan lagi.

Meski demikian semua yang pernah saya alami dan lalui di sana, tersimpan rapi di album memori hati ini. Tinggal tunggu diaduk-aduk maka akan muncul lagi semua kenangan di terminal Blok M.

Hal itulah yang saya rasakan kini. Ketika saya singgah lagi ke terminal Blok M, semuanya sudah berubah. Benar-benar seperti bangunan di kota tua. Sepi.

Dulu begitu turun ke lobi terminal, ramainya bukan main. Sekarang benar-benar sepi. Hanya petugas jaga yang terlihat dari kejauhan.

Lorong mall blok M sudah ditutup. Tidak boleh dilalui sama sekali. Lobi terminal tampak lengang. Hanya beberapa pedagang yang masih aktif berjualan di sana.

Lajur bus tak terlalu ramai seperti dulu. Dari 6 lajur yang ada, lajur 1 untuk bus Transjakarta yang selalu terlihat ramai. Sebab hanya bus Transjakarta yang kini banyak dipergunakan.

Seperti apa nasib terminal Blok M ke depannya? Entahlah. Hanya Tuhan dan pemerintah yang tahu. Yang abadi hanyalah kenangan. 

Dan inilah kenangan saya tentang terminal Blok M.

Bagaimana dengan Anda? Adakah cerita indah sekitar terminal Blok M, dulu dan kini? (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun