Apalagi dengan posisi sebagai bintang. Sangat manusiawi jika ada perasaan "wah" dan merasa di atas dari yang lain. Sehingga riskan untuk melakukan kesalahan.
Sikap Christian Hadinata patut ditiru. Tak hanya prestasinya saja yang dilihat. Meski tidak harus "plek" alias sama persis. Setidaknya mendekatilah. Misalnya dalam hal prestasi.
Christian Hadinata awalnya bermain di sektor tunggal putra. Dan berhasil menorehkan prestasi. Ketika di tempatkan di sektor ganda putra, ia juga menorehkan prestasi. Menjadi salah satu ganda putra yang ditakuti lawan. Tentu saja karena kehebatannya.
Begitu di tempatkan lagi di sektor lain. Yakni di sektor ganda campuran. Christian Hadinata tetap memberikan yang terbaik dan mempersembahkan gelar juara. Hal tersebut patut dicermati dan dicamkan oleh semua.
Tidak hanya bagi pemain bulutangkis atau pemain olahraga lain. Melainkan juga oleh kita semua. Bahwasanya, dengan siapa pun kita bekerjasama. Tunjukkan prestasi diri kita. Kemampuan kita. Tanpa dalih apapun.
Artinya tidak ada alasan atau pasal-pasal lain yang menghalangi kita untuk berprestasi. Misalnya alasan ketidakcocokan dengan pasangan. Tempat latihan yang tidak sesuai dengan keinginan kita dan lain-lain.
Yang paling penting adalah diri kita. Kemampuan diri. Di mana pun berada dan dengan siapa pun itu. Tunjukkan bahwa kita bisa. Ini loh saya. Ayo maju bersama saya. Ayo sama-sama kita lakukan yang terbaik.
Itulah sisi lain seorang Christian Hadinata yang patut diteladani. Sang maestro dan legenda bulutangkis Indonesia. Salam hormat Koh. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H