Selain untuk melatih sensory , motorik dan kreativitas mereka juga untuk sarana menghealing mental health mereka, emosi anak- anak yang sulit dilepaskan.
Karena melalui Art therapy dapat dijadikan sebagai cartasis.
Neurodiversity sendiri adalah istilah yang berkaitan dengan disabilitas mental dan intelektual. Berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Diterangkan bahwa penyandang disabilitas adalah orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, atau sensorik dalam jangka waktu yang lama. Dalam berinteraksi dengan lingkungan mengalami hambatan dan kesulitan.
Menurut American Psychologist Association (APA), contoh neurodiversity antara lain:
1 . Autism Spektrum Disorder (ASD)
Umumnya dikenal dengan autis. Ditandai dengan kekurangan terus menerus dalam komunikasi sosial dan interaksi diberbagai konteks. Termasuk defisit dalam timbal balik sosial. Perlu adanya pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang.
2 . Attention-Deficit/ Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan penurunan tingkat perhatian, disorganisasi atau hiperaktivitas-implusif.
Hal tersebut menyebabkan ketidakmapuan untuk tetap pada tugas dan tampak tidak mendengarkan. Sementara hiperaktivitas-imuplusif mencakup aktivitas yang berlebihan, gelisah, ketidakmampuan untuk duduk dan mengganggu aktivitas orang lain.
3 . Disleksia
Kesulitan belajar ditandai dengan kemampuan mengeja yang buruk atau kesulitan membaca.