Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manfaat Art Therapy untuk Anak Neurodiversitas

19 Maret 2023   08:13 Diperbarui: 20 Maret 2023   07:35 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain untuk melatih sensory , motorik dan kreativitas mereka juga untuk sarana menghealing mental health mereka, emosi anak- anak yang sulit dilepaskan.

Karena melalui Art therapy dapat dijadikan sebagai cartasis.

Neurodiversity sendiri adalah istilah yang berkaitan dengan disabilitas mental dan intelektual. Berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Diterangkan bahwa penyandang disabilitas adalah orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, atau sensorik dalam jangka waktu yang lama. Dalam berinteraksi dengan lingkungan mengalami hambatan dan kesulitan.

Menurut American Psychologist Association (APA), contoh neurodiversity antara lain:

1 . Autism Spektrum Disorder (ASD)

Umumnya dikenal dengan autis. Ditandai dengan kekurangan terus menerus dalam komunikasi sosial dan interaksi diberbagai konteks. Termasuk defisit dalam timbal balik sosial. Perlu adanya pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang.

2 . Attention-Deficit/ Hyperactivity Disorder (ADHD)

Gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan penurunan tingkat perhatian, disorganisasi atau hiperaktivitas-implusif.

Hal tersebut menyebabkan ketidakmapuan untuk tetap pada tugas dan tampak tidak mendengarkan. Sementara hiperaktivitas-imuplusif mencakup aktivitas yang berlebihan, gelisah, ketidakmampuan untuk duduk dan mengganggu aktivitas orang lain.

3 . Disleksia

Kesulitan belajar ditandai dengan kemampuan mengeja yang buruk atau kesulitan membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun