Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pulau Semau, Surga Tersembunyi di Barat Kota Kupang

5 Januari 2023   12:02 Diperbarui: 13 Januari 2023   12:14 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jarak dari satu rumah ke rumah yang lain berjauhan. Kebun dan hutan pemandangan yang saya jumpai. Tujuan utama saya ke tempat tenaga kesehatan ditugaskan. Yakni puskesmas Akle. Ternyata cukup jauh dari dermaga Hansisi. Beberapa kali sempat salah jalan. Sebab tidak ada papan petunjuk jalan.

Hanya berbekal petunjuk warga setempat panduan perjalanan ini. Belok kanan, lurus, belok kiri setelah ini dan seterusnya. Semacam itu. Untung sopir travelnya pandai dan cukup paham daerah tersebut. Sehingga tidak terlalu kebanyakan nyasar. Saya sih khawatirnya kehabisan bensin atau bannya bocor atau mogok. Mau minta bantuan siapa?

Di tengah hutan, tidak ada penjual bensin apalagi bengkel. Seingat saya menjumpai bengkel tuh tidak lama turun dari dermaga. Setelahnya tidak menjumpai bengkel lagi. Benar-benar masih belum ada apa-apanya. Masih seperti gambaran pulau pada umumnya. Hanya dihuni oleh penduduk asli pulau tersebut yang mayoritas merupakan suku Helong. Hutan dan hutan pemandangan sekitar.

Babi dan anjing berkeliaran bebas di sana. Karena mayoritas penduduk di sana pemeluk agama Nasrani. Tapi memang penduduk Kota Kupang khususnya dan Provinsi Nusa Tenggara Timur umumnya merupakan pemeluk agama Nasrani. Bahkan julukan Kota Kupang adalah Kota Kasih.

Muslim termasuk kelompok minoritas. Meski demikian toleransi antar kedua pemeluk agama sangat baik. Sehingga bisa hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Penduduk sekitar tidak merasa aneh melihat kedatangan saya yang notabene muslim berhijab. Apalagi di Pulau Semau ternyata ada satu desa yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namanya Kampung Muslim Oeselaen, Desa Akle, Pulau Semau Selatan.

Semua kekhawatiran dan perasaan was-was yang awalnya menghinggapi hati saya sebelum berangkat, sirna seketika manakala menjejakkan kaki di Puskesmas Akle. Tenaga kesehatan yang saya kunjungi menceritakan bagaimana ramah dan baiknya masyarakat di sana. Sehingga ia merasa tidak berada di daerah yang jauh dan pulau terpencil. Sepertinya hanya beberapa kilometer saja dari rumah. Padahal nun jauh di NTT. Berbeda wilayah dari tempat asalnya di Bandung.

Saya pun merasakan hal serupa. Tidak merasa sedang berada di sebuah pulau. Apalagi setelah mengunjungi beberapa tempat menarik di sana. Pantai Otan, Pantai Uinian, Pantai Liman, Pantai Onambalu dan lain-lain. Dan tentu saja tak lupa untuk mengunjungi Desa Muslim Oeselaen.

Pantai Letbaun

Petualangan di Pulau Semau dimulai dengan mengunjungi Pantai Letbaun. Pantainya terlihat sangat biru sekali. Pasirnya juga sangat putih. Di sini saya melihat secara langsung budidaya rumput laut. Selain itu di sekitar pantai terdapat padang rumput yang menjadi tempat bermain dan tempat makan puluhan sapi. Wah, sungguh tak menyangka di pulau ini saya menemukan pemandangan yang indah sekali.

Di sini saya juga merasakan duduk-duduk di gubuk nelayan dan perahu nelayan yang sedang ditambatkan. Menikmati suasana pantai sambil membayangkan perjuangan para nelayan dalam mencari hasil laut. Siang hari terpanggang matahari, malam hari bergumul dengan hawa dingin dan gelap pekatnya alam.

Pantai Otan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun