Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bersepeda ke Katedral

26 Desember 2022   05:50 Diperbarui: 26 Desember 2022   05:57 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan SiMas/nama sepeda saya di halaman Gereja Katedral Jakarta (dokpri)

GEREJA KATEDRAL. Tempat ibadah umat Katolik yang berdiri megah di Jalan Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Berhadapan dengan Masjid Istiqlal tempat ibadah umat Islam.Bentuk bangunan Gereja Katedral yang bergaya Neo Gotik sangat mencolok dan menarik perhatian para pelintas jalan di sekitar sana.

Para pejalan kaki yang sedang melintas ada yang sengaja berswafoto dengan latar Gereja Katedral. Meskipun hasil foto yang didapat tidak sepenuhnya mencakup keseluruhan bangunan gereja, setidaknya mereka memiliki kenang-kenangan bisa berfoto di Gereja Katedral. Sebab bangunan ini memang sangat menarik dilihat dari kejauhan.

Saya pun demikian.  Ingin melihat gereja ini dari dekat. Tak hanya bagian luarnya saja tetapi juga bagian dalamnya. Meski tidak tahu bagaimana caranya. Pokoknya ingin saja. 

Selama ini saya melihat bagian dalam gereja dari film yang saya tonton. Kalau melihat secara langsung bagian dalam gereja belum pernah. Saya penasaran saja. Karena unik dan megah. 

Saya memiliki teman yang tiap Minggu beribadah ke gereja. Tapi masa sih tiba-tiba saya minta diajak ke gereja hanya karena ingin tahu seperti apa bagian dalam gereja. 

Rasanya tidak enak hati saja meminta seperti itu. Tapi saya sungguh penasaran. Lantas bagaimana lagi? Akhirnya hanya bisa berangan-angan saja.

Eh, ternyata pepatah yang mengatakan "Di mana ada niat di situ ada jalan" benar loh. Saya mendapatkan jalan menuju Gereja Katedral.

Kesempatan itu pun datang ketika teman-teman KPMI (Kelompok Pencinta Museum Indonesia) mengajak wisata religi ke sana. Dengan penuh semangat saya iya kan dong ajakan tersebut. Ini kesempatan langka. Kapan lagi?

Bagi saya yang seorang muslim berhijab ada sedikit kekhawatiran ketika hendak berkunjung ke Gereja Katedral. Apalagi sejak kasus ledakan bom dibeberapa gereja yang pelakunya teroris berhijab.

Peristiwa tersebut menimbulkan perasaan sensitif di kalangan pemeluk agama terkait. Dan saya memaklumi hal tersebut. Oleh karenanya saya sangat antusias begitu ada kawan yang mengajak ke sana.

Kami janji bertemu di kantin gereja. Lokasinya di belakang gereja. Saya yang datang dengan mengendarai sepeda harus melewati petugas parkir yang saya rasakan memandang dengan penuh tanda tanya. 

Begitu saya utarakan maksud dan tujuan ke sini barulah ia tersenyum ramah. Saat melintasi halaman gereja pun demikian. Orang-orang sekilas menatap dengan penuh tanda tanya. Apalagi saya menenteng tas bagasi sepeda. Wajar jika ada yang memandang dengan curiga. Dan saya memaklumi hal tersebut.

Berhubung niat dan tujuan saya memang baik. Ingin melihat dan mempelajari sejarah gereja katedral, maka dengan penuh percaya diri saya masuk ke dalam gereja.

Dengan latar bagian dalam Gereja Katedral yang megah dan unik (dokpri)
Dengan latar bagian dalam Gereja Katedral yang megah dan unik (dokpri)

Untungnya ada teman-teman KPMI sehingga saya semakin percaya diri. Melihat dari dekat tempat ibadah umat Katolik yang memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung diangkat ke Surga.

Gereja Katedral yang diresmikan pada 21 April 1991.  Aslinya bangunan ini sudah ada sejak tahun 1810.

Menurut sejarah pada tanggal 27 Juli 1826 bangunan ini sempat terbakar. Kemudian dibangun kembali. Bisa dikatakan bangunan ini bukan yang benar-benar aslinya. Meski begitu karena buatan orang Belanda tentu memiliki kekhasan tersendiri.

Memasuki area dalam gereja ada beberapa benda yang termasuk lama seperti piano. Daun pintu Gereja Katedral juga dibuat menjulang tinggi. Jendela-jendelanya dihiasi lukisan yang menceritakan jalan salib.

Gereja Katedral memiliki menara kembar dengan desain rangka besi dan ornamen. Ini merupakan salah satu keunikan yang dimiliki oleh Gereja Katedral. Gereja yang diarsiteki oleh Ir. MJ. Hulswit.

Both di samping Gereja Katedral kala itu (dokpri)
Both di samping Gereja Katedral kala itu (dokpri)

Di bagian samping gereja ada semacam both dengan latar kegiatan dan aktivitas muda-mudi gereja. Juga ada dibuat replika Paus yang sedang duduk. Saya pun duduk di sebelahnya. Wah, seperti nyata ngobrol dengan Paus. 

Setelah sekian lama hanya bisa memandangi dari kejauhan. Akhirnya saya bisa bersepeda ke sana. Menikmati kemegahan Gereja Katedral yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. 

Semoga lain kesempatan bisa benar-benar bersepeda atau setidaknya jalan-jalan ke Italia dan singgah di Vatikan. Pasti lebih seru dan terkagum-kagum. Karena memang bangunan di sana sangat artistik. Ya, semoga saja. (EP)

                                   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun