Begitu saya utarakan maksud dan tujuan ke sini barulah ia tersenyum ramah. Saat melintasi halaman gereja pun demikian. Orang-orang sekilas menatap dengan penuh tanda tanya. Apalagi saya menenteng tas bagasi sepeda. Wajar jika ada yang memandang dengan curiga. Dan saya memaklumi hal tersebut.
Berhubung niat dan tujuan saya memang baik. Ingin melihat dan mempelajari sejarah gereja katedral, maka dengan penuh percaya diri saya masuk ke dalam gereja.
Untungnya ada teman-teman KPMI sehingga saya semakin percaya diri. Melihat dari dekat tempat ibadah umat Katolik yang memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung diangkat ke Surga.
Gereja Katedral yang diresmikan pada 21 April 1991. Â Aslinya bangunan ini sudah ada sejak tahun 1810.
Menurut sejarah pada tanggal 27 Juli 1826 bangunan ini sempat terbakar. Kemudian dibangun kembali. Bisa dikatakan bangunan ini bukan yang benar-benar aslinya. Meski begitu karena buatan orang Belanda tentu memiliki kekhasan tersendiri.
Memasuki area dalam gereja ada beberapa benda yang termasuk lama seperti piano. Daun pintu Gereja Katedral juga dibuat menjulang tinggi. Jendela-jendelanya dihiasi lukisan yang menceritakan jalan salib.
Gereja Katedral memiliki menara kembar dengan desain rangka besi dan ornamen. Ini merupakan salah satu keunikan yang dimiliki oleh Gereja Katedral. Gereja yang diarsiteki oleh Ir. MJ. Hulswit.
Di bagian samping gereja ada semacam both dengan latar kegiatan dan aktivitas muda-mudi gereja. Juga ada dibuat replika Paus yang sedang duduk. Saya pun duduk di sebelahnya. Wah, seperti nyata ngobrol dengan Paus.Â
Setelah sekian lama hanya bisa memandangi dari kejauhan. Akhirnya saya bisa bersepeda ke sana. Menikmati kemegahan Gereja Katedral yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.Â
Semoga lain kesempatan bisa benar-benar bersepeda atau setidaknya jalan-jalan ke Italia dan singgah di Vatikan. Pasti lebih seru dan terkagum-kagum. Karena memang bangunan di sana sangat artistik. Ya, semoga saja. (EP)
                 Â