Sepertinya cuaca usai hujan deras. Riciknya masih belum hilang. Saya nekad menerabas ricik hujan. Jarak lokasi acara di bawah sedangkan kafe di atas. Kalau menunggu nanti keburu hujan deras dan keburu malam. Â Berbuat baik jangan ditunda-tunda. Demikian salah satu lirik lagu Bimbo.
Saya pun segera ijin dan naik ke atas lagi. Syukurnya si pengemudi jeep masih ada. Saya hampiri dan menyapanya sekaligus berkenalan. Dari situ saya mengetahui kalau namanya Sigit. Saya sapa dengan panggilan Mas Sigit. Sebagai bentuk menghormati dan menghargai seseorang dalam adat Jawa.
Kami berbincang-bincang sebentar karena dikejar-kejar waktu magrib. Saya sodorkan helm motor padanya untuk ditandatangani. Mungkin beliau heran. Tapi itulah cara saya mengabadikan kebaikan dan momen tak terlupakan ketika melakukan solo riding.
Kebetulan yang bukan kebetulan lain yang saya dapatkan selain kesamaan tujuan antara saya dan Mas Sigit, yakni sama-sama menuju Baturaden Adventure Forest. Rupanya tempat tinggal beliau juga tidak jauh-jauh. Di Cikupa sana. Ealaah sama-sama Tangerang.
Kejutan lainnya? Ternyata Mas Sigit merupakan salah satu dari panitia acara tersebut. Saya tahunya setelah bercerita kepada panitia. Kalau tanpa bantuan si pengemudi jeep mungkin saya belum tentu sampai ke sini. Salah satu panitia langsung nyeletuk, "Oh, itu pasti Mas Sigit."
Memang benar. Maka saya sebut kejadian di atas kebetulan yang bukan kebetulan. Melainkan sudah dalam perencanaan Tuhan. Â Cara Tuhan dalam mengulurkan pertolongan-Nya. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H