Berjejer dengan pemotor lain menunggu pintu dek kapal dibuka. Saya tak henti-hentinya menyebut asma Allah. Mengucap syukur karena masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk bisa bertualang dengan motor lagi.
Begitu pintu dek dibuka, saya dan pemotor lain langsung berhamburan masuk. Ngeng, ngeng. Suara mesin motor berbaur dengan wajah-wajah lega dan senyum bahagia dari para pemudik.
Sekitar 1,5 jam berada di kapal ferry penyebrangan dari Pelabuhan Merak-Bakauheni. Menikmati laut dan semilir angin Selat Sunda. Akhirnya kapal pun bersandar.
Saya dan para pemotor segera turun ke dek. Kembali berjejer menunggu pintu dek terbuka. Tak sabar menghirup udara Lampung. Begitu pintu dek terbuka, wuss, ngeng-ngeng suara motor bersahutan merayakan kelegaan karena tiba juga di Lampung.
Kebahagiaan yang saya rasakan tak jauh berbeda. Bahkan lebih-lebih. Sebab sudah 5 tahun baru motoran lagi ke Lampung. Ya, tepat pukul 16.30 WIB saya menjejakkan roda-roda motor di sini. Pintu gerbang pulau Sumatera.
Selanjutnya saya langsung melaju menuju Bandar Lampung. Dari Bakauheni lurus saja mengikuti jalanan. Jalanan yang sudah bagus dan tak berlubang lagi.Â
Meliuk-liuk di antara jalan berbukit. Di antara kebun jagung dan tebing batu. Tanpa beristirahat sekalipun demi tidak kelamaan di jalan. Akhirnya pukul 19.00 WIB kita tiba di tujuan.
Alhamdulillah. Lega. Akhirnya.
"Lampung, aku datang."
Inilah keseruan saya mudik naik motor. Nantikan cerita saya saat mudik nanti ya? Selamat Idul Fitri teman-teman. Mohon maaf lahir dan batin. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H