Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Inilah Caraku Menyambut Hari Film Nasional 2022

29 Maret 2022   11:17 Diperbarui: 29 Maret 2022   11:23 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak berapa lama kami dipersilakan untuk memasuki studio mini. Ruangan yang tidak terlalu besar tapi sangat menarik dan hommy. Dengan bantal warna-warni untuk duduk para pengunjung. Di sinilah acara  dilangsungkan. Mulai dari menonton film sampai diskusi.

Untuk filmnya akan saya ulas secara khusus. Namun secara keseluruhan, film Darah dan Doa sangat menarik. Penuh kejutan dan tak terduga. Jika tidak menonton film tersebut secara langsung, pasti akan berpikiran negatif.

"Apaan sih nonton film jadul. Film perjuangan pula. Paling gitu-gitu aja."

Suasana diskusi dengan perwakilan keluarga Usmar Ismail (dokpri)
Suasana diskusi dengan perwakilan keluarga Usmar Ismail (dokpri)

Padahal tidak demikian. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari film tersebut. Apalagi setelah mendengar secara langsung dari bapak Nureddin Ismail (anak) dan Badai Saelan (cucu)  Usmar Ismail tentang proses produksi film Darah dan Doa. Pantaslah jika tahun 2021 Usmar Ismail ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Buku karya bersama teman-teman KOMiK (dokpri)
Buku karya bersama teman-teman KOMiK (dokpri)

Kehadiran anak dan cucu dari Usmar Ismail mewarnai sesi diskusi pada hari itu. Yang sebelumnya membahas tentang buku Sejarah dan Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Bingkai Sinema. Buku kumpulan artikel Kompasianer dalam beragam sudut pandang mengenai film sejarah.

Seru dan sarat edukasi acara di atas. Selain film yang ditonton, diskusi yang disajikan. Souvernir yang diberikan pun mengenalkan pada peserta tentang tokoh-tokoh pewayangan. Sungguh menunjukkan kearifan lokal sekali.

Suvenir bertema wayang (dokpri)
Suvenir bertema wayang (dokpri)

Tak terasa waktunya sudah habis. Rasanya cepat sekali. Ternyata sudah satu harian. Acara pun ditutup dengan foto bersama. Setelahnya kami berpisah dan kembali pulang dengan membawa kesan tersendiri.

Terima kasih KOMiK Kompasiana, Kompasiana, Museum Penerangan dan Usmar Ismail Cinema Society. Selamat Hari Film Nasional. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun