Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kado Puasa untuk Si Bungsu

16 Maret 2022   15:45 Diperbarui: 16 Maret 2022   15:49 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu terus bergulir. Tanpa terasa bulan puasa kala itu sudah tinggal menghitung hari.  Ada sebuah peristiwa yang membuatku sempat shock. Bagaimana tidak? Sebab perusahaan tempatku bekerja pailit. Itu artinya aku dan semua karyawan berhenti bekerja.

Ya, Allah. Sebuah cobaan yang saat itu  kurasakan cukup berat sekali. Mau puasa, mau lebaran, kebutuhan banyak. Eh, kok ndilalahnya enggak bekerja lagi. Melamar pekerjaan lagi tidak semudah itu. Kalaupun diterima, mulai aktifnya setelah lebaran. Lha, bagaimana coba? Padahal mencari pekerjaan demi memenuhi kebutuhan bulan puasa dan lebaran.

Aku tidak memberitahu orang tua tentang hal ini. Khawatir mereka kepikiran. Aku hanya bercerita kepada adik yang di bawahku persis. Karena usia kami tidak terpaut jauh, sehingga aku dan adik yang satu ini sudah seperti kawan. Bisa saling membantu dan menjaga rahasia. 

Kebetulan usahanya saat itu membuat kue. Jadi kalau bulan puasa pesanan kue keringnya cukup melimpah. Nah, aku membantunya memasarkan sekaligus sebagai kurir.

Namanya perusahaan pailit, maka uang pesangon yang kuterima tidak banyak. Cukuplah untuk lebaran. Tapi kan aku harus tetap memiliki pemasukan untuk bekal melamar pekerjaan dan lain-lain. Untuk itulah aku membantu usaha kue adik.

Suatu hari sekitar satu Minggu mau lebaran, adik bungsuku menagih janji.

"Mba, beneran aku boleh minta apa saja?" tanyanya.

"Ya, benerlah. Dari dulu juga gitu kan?"

"Iya, tapi kali ini aku kan mintanya beda."

"Memang minta apaan?" tanyaku penasaran.

Tak lama ia menyodorkan sebuah gambar. Semacam iklan, brosur dan sejenis itulah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun